Mohon tunggu...
BUNGA FITRIA SUKMA
BUNGA FITRIA SUKMA Mohon Tunggu... Lainnya - 📍Kota Depok

اَلْاِنْسَانُ مَحَلُّ الْخَطَاءِ وَالنِّسْيَانِ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudah Tepatkah Pendidikan Kita?

5 Agustus 2022   10:40 Diperbarui: 5 Agustus 2022   10:56 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah hal yang sangat pokok yang mesti dilalui oleh setiap manusia yang lahir ke dunia. Sebab manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang memiliki kecenderungan rasa ingin tahu yang besar serta terus berkembang dari waktu ke waktu untuk mencapai kebijaksanaan. Meminjam pendapat dari kaum humanis, mereka mengatakan bahwa manusia itu memiliki dorongan-dorongan dari dalam dirinya untuk satu tujuan yang positif. Hal ini karena manusia memiliki satu perangkat yang dianugerahi Tuhan yang tidak dimiliki makhluk manapun. Perangkat itu adalah akal. Hal itu lah yang membuat para filsuf Yunani menyebut manusia dengan sebutan "Hewan yang berpikir".

Akal bisa dikatakan sebagai software bawaan yang sudah terinstal secara otomatis dalam diri manusia sejak ia keluar dari rahim ibunya. Lantas untuk menyempurnakan akal tersebut manusia harus menempuh proses yang cukup panjang. Proses itu bisa kita sebut sebagai pendidikan dan pembelajaran. Tujuan pembelajaran sendiri adalah untuk memaksimalkan potensi akal manusia agar manusia bisa bertahan dan bisa membuat keputusan terbaik untuk hidupnya. Jika begitu, pendidikan menjadi sangat penting untuk kehidupan manusia? Jawabannya adalah ya! Sebab tanpa pendidikan manusia akan kehilangan satu hal penting yang diperlukan dirinya untuk memaksimalkan akalnya. Pendidikan disini bukan hanya sekedar pendidikan formal yang berlangsun di lembaga pendidikan seperti sekolah, biara, pesantren, atau kampus. Pendidikan bisa berlaku di mana saja.

Namun kebanyakan dari masyarakat memandang pendidikan hanya bisa berjalan di tempat tertentu seperti sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Boleh saja jika seperti itu, namun sejatinya, dimanapun ia berada, manusia pastilah mendapatkan informasi baru.

Bicara soal pendidikan, apakah pendidikan di negeri ini sudah dijalankan dengan semestinya? Apakah pendidikan yang berlangsung di negeri ini sudah tepat sehingga menghasilkan manusia-manusia produktif yang mampu bertahan dalam derasnya arus globalisasi? Atau pendidikan yang berlangsung di negeri ini sudah tertinggal jauh dengan negara-negara lain? Jika sudah tepat, lantas kenapa hampir setiap pergantian menteri pendidikan selalu saja ada perubahan kurikulum? Apakah perubahan itu memang untuk menyempurnakan proses pendidikan atau hanya sekedar program untuk terlihat lebih baik dari pejabat sebelumnya? Aku berharap perubahan itu terjadi dengan sebab hal yang pertama.

Di Indonesia sendiri, banyak sekali oknum-oknum pendidik yang tidak memandang sang murid sebagai lawan bicara (subjek) tetapi lebih banyak yang menganggap murid adalah (objek) yang bisa ia uji coba dengan berbagai macam metode pendidikan dengan hasil akhir "nilai". Murid dalam hal ini sangat jarang dilibatkan untuk mencari solusi dan merumuskan pembelajaran yang baik untuk semua pihak. Sehingga dalam pembelajaran murid bukan hanya menjadi "objek" tetapi ia pun menjadi "subjek" yang eksis sehingga pertukaran informasi bisa berjalan semestinya dan dalam proses pendidikan tak ada lagi otoritas penuh yang dipegang guru yang tak jarang disalahgunakan ke arah negatif.

Tetapi semoga saja dengan kurikulum yang baru dengan penamaan "kurikulum merdeka" murid ataupun guru bisa menjalankan roda pendidikan negeri ini menjadi lebih maksimal. Dan semoga seluruh civitas akademika menjadi merdeka dalam hal belajar. Sehingga menciptakan generasi yang berpikiran merdeka secara umum. Semoga saja demikian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun