Mohon tunggu...
Bung Adi Siregar
Bung Adi Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - BAS

Founder BAS Pustaka Copywriter Independen Pecinta Film Penikmat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Young Karl Marx"

16 Januari 2019   13:37 Diperbarui: 16 Januari 2019   13:45 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Lelah. Mungkin hatinya sudah letih. Bukan karena soal besar. Hanya saja asisten rumah tangganya berulah. Asisten rumah tangganya kerab mengambil barang tanpa ijin si empunya rumah. Tak tertahan lagi, keluh kesah saat di meja makan keluar juga. Suami tempat ia berkeluh kesah atas kebiasaan buruk asisten rumah tangga mereka itu.

Dingin, begitu suaminya mendengar curhatannya. Keluh kesah Jenny tak berbalas sesuai harapannya. Tak menunjukkan ekspresi empati pada kejengkelannya. Suaminya hanya mengatakan begini, "Ya.... udah biarin aja sih. Toh, kita juga belum bayar gaji dia dua bulan ini," kata suaminya.

Jenny, perempuan aristokrat dari Kota Trier. Ia rela meninggalkan kehidupan sebagai kaum borjuis Eropa demi seorang pemuda yang tidak jelas pekerjaannya. Belum lagi pria itu seorang bangsa kelas kedua di Eropa. Bangsa Yahudi menjadi kelas kedua di Eropa pada era 1800-an.

Memilih pemuda yang dikenal 'malas' dan mabuk-mabukan itu bukan tanpa cibiran. Jenny sempat dicemooh banyak orang atas pilihannya itu. Kalau emang udah cinta begitu kali ya he..he.. Masa bodoh dengan pendapat orang lain, yang penting Jenny selalu disisi Mas Karl.

Suatu hari ada yang bertanya perihal pilihan hidup Jenny tersebut. Mungkin orang ini penasaran dengan pilihan Jenny yang rela dipersunting pria yang tak jelas strata sosialnya. Bukan orang jauh yang bertanya. Sahabat dekat suaminya sendiri. Friedrich Engels sahabat karib suami Jenny. Orang ini juga yang banyak membantu keluarga Jenny saat mereka dideportasi dari Perancis. Kemudian tinggal di Brussels dan London.

Mau tau apa jawaban Jenny atas pertanyaan Engels tersebut...? Jenny berkata begini, "Kebahagiaan itu membutuhkan pemberontakan". Entalah apa maksudnya. Kalo boleh sekadar menduga, barangkali maksudnya, ini bentuk perlawanan Jenny atas sistem sosial yang diskriminatif dan tak adil yang saat itu berlaku di bumi Eropa. Kebahagiaan bukan dibentuk oleh sistem sosial yang diskriminatif. Ia ingin menciptakan sendiri kebahagiaan menurutnya dan Mas Karl. Engels hanya mengangguk ketika mendengar jawaban Jenny. Engels sendiri memacari seorang perempuan kelas proletar.

Engels bersal dari keluarga borjuis Eropa. Keluarganya industrialis yang memulai usaha di Prusia. Berkembang pesat hingga Inggris dan Perancis. Besar harapan ayahnya kelak Engels meneruskan perusahaan yang sudah dirintis oleh kakeknya. Harapan ayahnya dan imagi Engels tidak ketemu. Sejak menjadi mahasiswa, Engels mulai tertarik dengan filsafat kritis Hegel. Inilah yang mengantarkannya pada ide sosialisme. Realitas ketidakadilan yang dialami kaum proletar yang bekerja di industri milik ayahnya makin membuatnya jatuh hati dengan ideologi sosialisme.

Soal percintaan, Engels sama dengan Jenny yang mencintai manusia yang bukan berasal dari 'kasta' yang sama. Mary, perempuan penggerak buruh di permukiman kelas pekerja. Ayahnya seorang kelas proletar. Perempuan ini memikat hati Engels.

Mary bukan saja mengisi relung hatinya. Juga menjadi teman berdialektika dalam menelusuri tangga intelektualitas. Menajamkan bacaan soal ketidakadilan pada kelas proletar. Menggalang dan memimpin perlawanan kelas proletar kepada borjuis.

Mary dan Engels hidup bersama hingga tua. Menulis sejumlah artikel ilmiah. Melakukan penyadaran kelas. Mereka pasangan yang saling mengisi. Mereka baru memutuskan menikah sesudah usia senja. Tak lama sebelum Mary meninggal dunia.

Jenny dan Mary menjadi pendamping dua sahabat yang sedang menggeluti ide sosialisme dan komunisme. Tak sekadar pemanis dalam hidup Karl Marx dan Friedrich Engels, dalam kerja intelektualitas keduanya seringkali menjadi pemecah kebuntuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun