Mohon tunggu...
Muhammad Suryadi R
Muhammad Suryadi R Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Lingkar Studi Aktivis Filsafat (LSAF) An-Nahdliyyah

Tall Less Write More

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resensi "Money: Hikayat Uang dan Lahirnya Kaum Rebahan"

30 Januari 2021   09:07 Diperbarui: 30 Januari 2021   09:26 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : shopee.co.id

Teknologi pembelajar yang tertanam dalam tubuh AI dapat memungkinkan melakukan hal-hal yang luar biasa dan elegan. Bayangkan, jika kendaraan mobil tanpa sopir dapat menunjukkan arah tujuan anda dengan rute tercepat. Anda tak perlu memprogram sedemikian rupa, mobil yang anda tumpangi mengenal dengan baik rute yang anda lalui, mematuhi rambu-rambu lalu lintas dengan tertib, dan memasuki jalan dengan sangat tertib.

Konfigurasi algoritma dengan skema otomasi mengerjakan pekerjaan manusia dengan sangat efektif dan efisien. Sejak revolusi industri meletus, orang khawatir otomasi akan menyebabkan pengangguran massal di segala sektor. Banyak manusia akan kehilangan lapangan pekerjaan. 

Banyak pekerjaan yang hilang, akan banyak juga pekerjaan yang bermunculan. Tahun 2033, diprediksi berbagai lapangan pekerjaan kemungkinan akan diambil alih oleh algoritma komputer. Sopir, kasir, tenaga medis, guru, dan sebagainya akan dilakukan dengan baik oleh AI, lebih baik dari yang dilakukan oleh manusia.

Keadaan ini memunculkan kelas proletar yang besar yang tak memiliki kemampuan bekerja. Pendeknya, kelas ini kalah bersaing dengan kemampuan AI. Realitas demikian pada gilirannya melahirkan kaum nirguna. Yuval Noah Harai menyebutnya dengan istilah Kaum Rebahan. 

Kaum ini tak mampu bekerja di tengah-tengah mekanisasi dan otomasi. Bahkan, tak akan bisa dipekerjakan. Pasar kerja di tahun 2033 akan seperti apa. Kita tak memiliki ide tentang apa yang akan dikerjakan pada masa itu. Kita harus melakukan sesuatu, atau kita akan menjadi gila.

Satu solusi mungkin akan berguna bagi kaum rebahan yang bosan menghadapi situasi di luaran sana. Bermain dan menghabiskan banyak waktu di depan dunia virtual tiga dimensi akan mendatangkan banyak kegembiraan dan kesenangan tersendiri.

Model-model pekerjaan tradisional akan benar-benar tak berguna dan akan benar-benar lenyap. Satu-satunya cara agar manusia tetap dalam permainan adalah dengan tetap belajar sepanjang hayat dan tak berhenti mengubah diri secara berulang kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun