Mohon tunggu...
Bunda Hayaa
Bunda Hayaa Mohon Tunggu... Guru - Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Berusaha menjadi lebih baik. IG : @bundahayaa

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Joylada, Jalan Keluar untuk Penulis Pemula berbakat

14 Juli 2021   20:23 Diperbarui: 14 Juli 2021   20:33 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

              Pernahkah kamu meng-upload kata-kata di sosial mediamu? Lalu apa respon mereka yang melihatnya? Mereka pasti akan mengabaikanmu bahkan ada yang mengejekmu "lebay". Pastinya yang akan mensupport kamu hanya 1001. Dari 1000 orang yang melihat, hanya satu orang yang akan mendukungmu, begitulah peurmpamaannya. Kebanyakan mereka mengganggapmu hanya tukang bucin yang kekurangan kerjaan sehingga memposting kata-kata alay. Bahkan dari pengalaman yang saya alami saat memposting kata-kata di sosial media, teman-teman saya tak banyak yang merespon. Mereka hanya melihatnya lalu meninggalkan tanpa memberi komentar apapun. Padahal itu merupakan kata-kata yang sangat bagus --menurut pandangan saya- tetapi teman-teman saya sama sekali tak tertarik dengan kata-kata yang saya posting. Kecewa sekali rasanya karena mereka tak merespon postingan tersebut.

             Tingkat lebay saat memposting di sosial media pada masa pandemi ini cenderung meningkat. Banyak sekali pengguna sosial media yang memposting kata-kata indah , tetapi tetap saja, respon yang diharapkan pengguna yang memposting kata-kata itu tak sama dengan kenyataannya. Saya tahu, bahwa banyak pengguna media sosial melakukan hal itu dikarenakan mereka merasa bosan serta jenuh diakibatkan terlalu lama didalam rumah karena harus mengikuti anjuran dari pemerintah dimasa pandemi saat ini. Masyarakat harus menaati protokol kesehatan yang berlaku. Masyarakat dilarang keluar rumah jika tidak terlalu penting. Sehingga mereka mencari alternatif untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuhnya.

             Karya sastra dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi rasa malas dan bosan di dalam rumah saat masa pandemi ini. Karya sastra banyak sekali yang diterbitkan pada tahun ini, mulai dari novel, cerpen, puisi, essay, dan banyak sekali karya sastra lainnya. Karya sastra tak hanya terbatas pada karya yang bermainkan kata kata, tetapi juga karya dengan media bahasa, ide baru serta enerjik sehingga menghibur para pembacanya. Menurut Rusyana dalam bukunya berpendapat bahwa Sastra adalah hasil kreatif manusia dalam mengungkapkan penghayatannya dengan menggunakan bahasa. Artinya segala jenis hasil kreatif manusia yang berbau bahasa dalam pengungkapannya dapat dikatakan karya sastra.

             Karya sastra bukanlah hanya tentang menghibur pembaca, melainkan juga sebagai sarana pembelajaran, pengetahuan, serta religi bagi para pembacanya. Banyak karya sastra yang telah lahir didunia ini yang dapat dijadikan pelajaran untuk bisa mengarungi kehidupan. Suatu karya dapat dikatan sebagai karya sastra jika itu adalah sebuah fiksionalitas, bukan imitasi, serta hasil imajinasi pengarang. Dengan menggunakan bahasa sebagai medianya, sastra memiliki tujuan yang tidak praktis. Yang artinya karya tersebut tak hanya sebagai hiburan, atau edukasi saja, melainkan kedua-duanya dapat tercakup dalam satu karya sastra.

             Secara garis besar, sastra terbagi menjadi puisi, drama, dan prosa. Puisi menurut Situmorang (1980 : 10) yaitu hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan. Puisi terikat pada sajak serta irama disetiap baitnya. Sehingga menjadikan puisi sebagai karya sastra yang sangat indah. Dengan pemilihan kata yang bagus serta ketepatan penggunaan majas, dapat menyihir pembaca yang membacanya.

             Berbeda dengan drama. Menurut Moulton (dalam Rahmanto), drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Kehidupan manusia diekspresikan secara langsung di hadapan penonton melalui gerak / lakuan pemerannya. Hal tersebut diatur sedemikian ruma mengikuti alur yang digunakan berdasarkan tea yang telah dipilih. Lantas para tokoh yang terlibat dalam derama tersebut akan melakukan dialog antar tokoh serta mengikuti latar suasana, waktu, dan tempat sesuai yang telah ditentukan. Setelah itu, maka akan bisa diambil amanat serta pelajaran dalam hidup dari kisah drama tersebut.

             Dan karya sastra terakhir yaitu prosa. Prosa adalah sebuah tulisan yang dituang dalam bentuk narasi. Jadi prosa bersifat menjelaskan secara detail mengenai suatu hal atau kejadian. Pembagian prosa ini dibedakan menjadi tiga, yaitu novel, cerpen, dan roman. Jika novel yaitu karangan yang panjang yang tak akan habis jika dibaca dalam sekali duduk. Sedangkan cerpen yaitu karangan yang bersifat lebih pendek dari novel, serta dapat selesai dibaca dalam sekali duduk.

             Dari berbagai pengamatan yang saya lakukan melalui internet, dapat disimpulkan bahwa saat ini karya sastra yang sangat populer ialah novel. Baik novel yang bertemakan romantis, religius, maupun bergenre action laku dipasaran pembaca saat ini. Banyak penulis berbakat yang berlomba-lomba menerbitkan karyanya apalagi di masa pandemi ini. Mereka menjadikan pandemi ini sebagai ajang menemukan ide yang luar biasa, sehingga hal tersebut mendorong banyak penulis baik yang terkenal maupun yang masih baru untuk segera menerbitkan karya sastranya.

             Di era modern seperti saat ini, pengungkapan karya sastra tak hanya bertumpu pada penerbitan buku. Melainkan juga bisa melalui android masing masing. Yang artinya tak membutuhkan bentuk nyata dalam sebuah buku, melainkan bisa dengan bentuk file yang pada intinya dapat dinikmati oleh pembacanya. Mengingat saat masa pandemi ini pula, banyak kegiatan di luar rumah yang harus ditunda serta diminimalisir. Barang yang keluar masuk rumah juga harus tetap dijaga sterilisasinya dari virus corona. Karena hal itulah, buku bukanlah solusi yang solutif di era pandemi saat ini.

              Pada bulan Juni 2020, saya pernah curhat kepada sahabat saya. Saya sebenarnya ingin membuat sebuah karya sastra. Tetapi zaman sekarang ini, akan sangat mahal biaya penerbitan buku, apalagi biaya pemasarannya. Sehingga hal tersebut menghambat proses saya menulis karya sastra. Mendengar hal tersebut, sahabat saya bercerita jika ia sekarang telah mencoba menulis sebuah karya sastra di sebuah aplikasi membaca online, yang dikenal dengan joylada. Tak hanya sebagai media/wadah untuk menyalurkan bakat di bidang kepenulisan saja, melainkan disana pengarang akan mendapat honor yang dapat ia ambil di bank. Mendengarnya, saya sangat tertarik untuk mendalami apa itu joylada.

              Joylada adalah aplikasi membaca online berbasis chat. Karya sastra tak hanya berbentuk narasi yang ditulis per-alenia. Melainkan ditulis mengikuti mode chattingan. Jadi pembaca akan disuguhkan cerita dari penulis se-indonesia. Pengguna joylada bisa hanya sebagai pembaca, atau bahkan menjadi pengarang cerita di aplikasi tersebut. Di Indonesia saat ini, sudah banyak pengguna yang menginstal aplikasi joylada ini di android mereka. Sehingga tak perlu khawatir jika kita berkarya apa akan ada yang membacanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun