Mohon tunggu...
Wulan Permata Sari
Wulan Permata Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Express yourself!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Reformasi dan Agama dalam Bingkai Ilmu Tasawuf

19 Oktober 2021   12:04 Diperbarui: 19 Oktober 2021   12:14 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang kita ketahui saat ini, adanya pengaruh modernisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, politik dan teknologi yang sangat pesat. Perkembangannya pun tidak hanya mendominasi eropa barat dan amerika utara, tetapi hampir setiap jengkal daerah di dunia termasuk negara indonesia yang hingga saat ini masyarakatnya berada pada era digital. Hal itu terlihat dari kehidupan sehari-hari mereka yang tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Akibatnya, terjadilah pergeseran pola pikir, sikap, dan tindakan masyarakat dalam akses dan pendistribusian informasi. Dalam hal ini, tentunya dapat berpengaruh pada proses pencapaian manusia dalam keutuhan eksistensinya yang sangat berbenturan dengan berbagai permasalahan kehidupan, diantara salah satunya yaitu aspek modernisasi yang pengaruhnya dapat mengarahkan manusia pada gangguan kesehatan jiwa. Namun, di sisi lain perlu kita akui adanya dampak positif dari penggunaan digital tersebut, salah satunya yaitu memudahkan masyarakat indonesia dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan terobosan fitur dari standar komunikasi yang kian interaktif. Apabila hal ini ditinjau dari perspektif agama sejatinya berperan sebagai fitrah manusia, sebagaimana telah dijelaskan dalam Q.S. Ar-Ruum Ayat 30 :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui".
Selain itu, dalam hal bergama pun harus menyeluruh. Seperti yang telah dijelaskan oleh firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 208 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu".


Dari beberapa penjelasan ayat diatas, dapat diketahui bahwa salah satu tujuan dari agama islam adalah membimbing manusia untuk mencapai insan kamil. Oleh sebab itu, Islam sebagai agama yang kokoh memiliki rukun yang akan membimbing lahir dan batin manusia, sedangkan fungsi utama agama adalah memperkenalkan manusia kepada rabbul 'alaamiin. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui bersama bahwa rukun agama itu terdiri dari :
1).Iman ; peran ulama disini memformulasikan nilai keimanan menjadi disiplin ilmu tauhid
2) Islam ; peran ulama disini memformulasikan nilai keislaman menjadi disiplin ilmu fiqh
3) Ihsan ; peran ulama disini memformulasikan nilai keihsanan menjadi disiplin ilmu tasawuf

Adapun ketiga pilar ajaran yang menjadi sumber islam itu (islam, iman dan ihsan) disampaikan dan diajarkan oleh nabi kepada sahabat secara praktis dan terpadu. Dalam hal ini, nabi menjadi role model dalam pengamalan rukun agama ditengah kehidupan para sahabat. Ulama setelah generasi sahabat-lah yang memformulasikan ketiga sumber ajaran islam tersebut secara sistematis .

Nah, dari beberapa uraian tentang rukun agama diatas, dapat kita temukan adanya ruang lingkup objek kajian dari ilmu tauhid yaitu diantaranya meliputi rukun iman, fiqh meliputi rukun islam sedangkan tasawuf meliputi jiwa manusia. Adapun hubungan antara tauhid, fiqh dan tasawuf disini yaitu jiwa manusia yang ditempa tasawuf maka tauhid atau keimanannya akan kuat, ketika tauhid dalam jiwa manusia kuat, maka akan mudah menerima perintah allah serta menjauhi larangan-Nya. Maka dari itu, hubungan antara ilmu tauhid dan tasawuf disini sangat-lah tidak bisa dipisahkan, sedangkan dalam agama terdapat dua wilayah, yakni lahir dan batin. Maksudnya, ilmu fiqh berada dalam ranah keilmuan fisik, sedangkan kesatuan tauhid dan tasawuf berada dalam ranah keilmuan batin. Adapun wilayah tauhid hanya pada rukun agama yang enam , sedangkan tasawuf yang memiliki objek kajian hati akan berkembang ketika hati merasakan (dzauq) ilahiyyah. Oleh karena itu, muncul-lah berbagai nuansa hati yang beraneka ragam, seperti : khusyu, wijlu, mahabbah, dan lain-lain. Dalam hal ini, apabila akidah berada pada ruang lingkup iman, maka tasawuf-lah yang merasakannya . Maka dari itu, berbicara tasawuf yang haq sudah termasuk wilayah akidah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai agama dalam bingkai tasawuf disini tidak boleh dihilangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih, karena hal ini tentunya dapat berpengaruh pada proses pencapaian manusia dalam keutuhan eksistensinya. Disamping itu, dalam beragama pun semestinya kita tetap berpegang teguh kepada ketiga pilar ajaran yang menjadi sumber islam (yaitu islam, iman dan ihsan) karena jiwa manusia yang ditempa tasawuf, tauhidnya akan menjadi kuat. Apabila tauhid dalam jiwa manusia kuat, maka akan mudah menerima perintah allah serta menjauhi larangan-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun