Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sesama Manusia Jangan Saling Merendahkan

22 Desember 2009   09:16 Diperbarui: 15 Agustus 2016   14:43 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_41800" align="alignright" width="300" caption="Sumber: tabloid nova"][/caption] Kata-kata pelacur, pembunuh dan pengamen sedang ramai berhamburan di media informasi. 

Dua kata pertama berasal dari ucapan Luna Maya yang dimuat di akun twitternya (“Infotainment derajatnya lebh HINA dr pd PELACUR, PEMBUNUH!!!! may ur soul burn in hell!!.”) sedangkan satu kata terakhir termuat di salah satu tabloid wanita yang terkait dengan penyanyi terkenal Pasha yang diucapkan oleh mantan mertuanya (“  kami angkat derajatnya. Ibarat dari pengamen yang sudah tidak diterima keluarganya”).

Pengertian derajat menurut KBBI memiliki dua pengertian. 

Pengertian pertama, derajat berarti: tingkatan; martabat; dan pangkat. Sedangkan pengertian derajat berikutnya adalah: satuan ukuran sudut, satu derajat. 

Derajat yang dimaksud Luna Maya dan mantan mertua Pasha ini tentunya terkait dengan pengertian pertama. Artinya Luna Maya menganggap bahwa (wartawan) infotainment lebih rendah, hina daripada pelacur dan pembunuh. Sementara sang mantan mertua ini menganggap posisi Pasha yang sekarang ini lebih tinggi dibandingkan dengan pengamen. Semua perbandingan-perbandingan di atas adalah dalam rangka membandingkan manusia dengan manusia. 

Manusia bisa menjadi lebih tinggi tingkatannya, martabatnya dibanding manusia lainnya, berdasarkan ukuran-ukuran yang dimilikinya. Terlepas dari persoalan di atas, manusia membandingkan manusia, tanpa disadari, sering terlihat berseliweran di antara kita sehari-hari. 

Sebut saja misalnya anggapan yang membandingkan: yang sarjana lebih baik dari yang tidak sarjana, yang kaya lebih baik dari yang miskin, pegawai lebih baik dari tukang becak, yang punya mobil lebih baik dari yang tidak punya mobil, dan seterusnya dan seterusnya. 

Yang saya pahami, manusia ada yang menciptakan, yaitu Tuhan YME, tentu hanya Dia yang memiliki hak untuk membandingkan antara manusia dengan manusia, antara ciptaanNya. 

Dan yang memiliki iman dan hidup sesuai dengan rel yang telah ditentukanNya dan bisa mengadakan perubahan dari yang tidak baik menuju kebaikan dan merekalah yang memiliki derajat yang lebih tinggi disisiNya (QS. 9:20). 

Untuk itu, sebaiknya sesama manusia jangan saling merendahkan. 

Salam hangat Kompasiana. 

Bugi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun