Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pembohongan Publik Ala (Manajemen) KA Jabodetabek

28 Februari 2011   17:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:11 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12989273491705743298

[caption id="attachment_93764" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas Images)"][/caption] Kalau anda melihat bagaimana wajah-wajah para calon penumpang kereta api pagi tadi  (28 Februari 2011) di Stasiun Kereta Api Bogor (dimana saya adalah salah satunya), tidak nampak satupun wajah bahagia. Mengapa? Pagi tadi jadwal kereta api dari stasiun Bogor tujuan Jakarta sangat kacau. Sebagai contoh: -         Kereta ekspress tujuan Tanah Abang, sesuai jadwal, kereta seharusnya berangkat pukul. 8.04, tetapi pagi ini kereta baru datang sekitar pukul 8.15 dan kereta diberangkatkan pukul 8.20. -         Kereta ekonomi AC tujuan Jakarta Kota, sesuai jadwal, kereta seharusnya berangkat pukul 8.15, tetapi pagi ini kereta baru datang sekitar pukul 8.50 dan diberangkatkan beberapa waktu kemudian. -         Kereta ekonomi non AC tujuan Jakarta Kota, jadwal keberangkatan seharusnya adalah pukul 7.41, kereta sudah ada, penumpang sudah penuh (sehingga banyak yang berdiri dan kepanasan), tetapi kereta baru diberangkatkan pada sekitar pukul 8.25. Dari ketiga jenis kereta yang saya sebutkan di atas, jangat tanyakan bagaimana rasanya penumpang yang berada di dalamnya. Selain panas (walaupun ber AC - karena terlalu penuh penumpang sehingga AC tidak terasa), penumpangpun sulit bergerak, gerbong kereta penuh full! Namun ada kejanggalan, sesampainya di rumah, ternyata keluarga di rumah telah mengetahui adanya kekacauan jadwal kereta pagi ini. Dari berita yang disiarkan di televisi, ternyata diinformasikan bahwa ada kereta mogok di stasiun Tanjung Barat, sehingga jadwal pemberangkatan kereta terganggu. Inilah yang saya maksudkan dengan judul di atas yaitu pihak manajemen KA Jabodetabek telah melakukan kebohongan publik. Apa pasal?

  1. Selama periode menunggu di stasiun Bogor, tidak ada satupun informasi diberikan kepada penumpang bahwa telah terjadi kereta mogok di stasiun lain yang mengakibatkan jadwal terganggu. Yang selalu diumumkan oleh pihak stasiun adalah hanya dimana posisi terakhir kereta dimaksud. Di loket penjualan karcis, jam keberangkatan kereta yang tercantum adalah jadwal kereta yang normal tanpa ada tambahan informasi apapun mengenai keterlambatan kereta.
  2. Dengan tidak dibukanya informasi keterlambatan kereta dan penyebabnya sebelum calon penumpang membeli karcis, pihak manajemen stasiun telah menghilangkan hak calon penumpang untuk memperoleh hak kejelasan informasi. Jika informasi awal diberitahukan, calon penumpang masih memiliki pilihan untuk menentukan pilihannya apakah tetap membeli karcis untuk menunggu kereta yang datang terlambat ataukah memilih alternatif transportasi lainnya, bis misalnya. Tetapi ini tidak dilakukan oleh pihak manajemen stasiun.
  3. Tidak ada alasan pihak manajemen untuk tidak memberitakan kepada calon penumpang alasan keterlambatan kereta api tersebut.

Publik (baca: calon penumpang kereta api) telah dibohongi. Kebanyakan calon penumpang pagi hari kebanyakan adalah para pekerja yang mengandalkan transportasi kereta api ini. Keterlambatan kereta api lima menit saja menyebabkan keterlambatan kereta api tiba di stasiun tujuan serta meningkatnya jumlah calon penumpang yang datang di stasiun. Membludaknya calon penumpang di stasiun Bogor diperparah dengan sedikitnya jumlah kursi tunggu yang dimiliki oleh stasiun sehingga penumpang kereta api selain sudah tersiksa untuk 'terpaksa' berdiri selama menunggu kereta ditambah harus berdiri lagi setelah berada dalam kereta. Pihak manajemen kereta api sebaiknya selain 'diminta' mengerti soal manajemen juga mulai belajar untuk mengerti bagaimana 'penderitaan' penumpang dengan kondisi penumpang yang membludak, termasuk yang diakibatkan oleh ketiadaan kecukupan dan kebenaran informasi. Ada contoh sederhana yang bisa dilihat oleh pihak manajemen stasiun, yaitu pengelola jalan tol. Ketika akan memasuki pintu tol, jika macet, akan ada informasi disediakan dengan jelas bahwa jalan tol macet sehingga calon pengguna jalan tol dapat cepat memutuskan apakah tetap akan menggunakan jalan tol atau tidak. Salam hangat Kompasiana. Bogor, 28 Februari 2011

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun