Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tukini, Gaya Tulisan "Aki-Nini" Masa Kini

21 November 2021   08:04 Diperbarui: 21 November 2021   08:49 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetap menulis dalam usia lanjut (sumber gambar: picbes.com)

 Maka, saat menulis style tukini, bayangkanlah bahwa tulisan ini akan dibaca oleh pasangan kita, anak, cucu, keluarga dekat, (eks) teman-teman kantor, kolega, tetangga dan lain sebagainya serta pihak-pihak luar lainnya, merekalah sasaran utama penyebar-luasan nilai-nilai manfaat tersebut.

SARAT NILAI LITERASI

Saat saya masih tergabung di 20 orang kumpulan pendongeng-pendongeng yang diakui oleh Pemerintah Kota Makassar, kami diberi predikat sebagai 'Duta Literasi Indonesia'. Mulanya agak heran juga, kenapa mendongeng tapi kok mendapat predikat tersebut. 

Ternyata begini asal-muasalnya. Saat mendongeng, para pendongeng akan menyampaikan cerita sarat nilai-nilai kehidupan yang diselimuti dengan bungkus cerita yang jenaka, lucu dan cocok untuk anak-anak, nah, memberi informasi ini adalah bagian dari kegiatan literasi, karena para pendongeng akan menghantarkan nilai-nilai positif kepada para penontonnya tanpa disadari bahwa dalam cerita-ceritanya itu akan dapat bermanfaat bagi alam pikiran bawah sadarnya kelak. 

Hal lain adalah, dalam mendongeng, kadang para pendongeng menerapkan metode 'reading aloud', artinya di sini para pendongeng akan mendongeng yang didasarkan kepada buku cerita bergambar secara keras, secara lantang tapi menarik audience-nya. Proses ini akan berdampak pada nilai literasi yang ditanamkan, yaitu bahwa merangsang anak-anak untuk tertarik membaca pada buku-buku baik buku berbentuk hard-copy maupun bentuk elektronik.

 Akan merangsang juga mereka untuk menulis, karena si pendongeng, saat akan bercerita yang bersumberkan dari sebuah buku, akan menyebutkan secara ringkas tentang buku tersebut, seperti: buku itu bercerita tentang apa, siapa pengarangnya dan apa nilai baik dari buku tersebut, di sini dapat pula disebutkan, bila mereka memiliki cerita menarik, dapat pula dituliskan secara sederhana. Disini proses literasi yang kuat terjadi, penyemangat untuk membaca dan menuliskan ide/pengalaman.

 Sama seperti karakter menulis Tukini, tulisan bergaya tukini menawarkan nilai-nilai baik, manfaat, pengetahuan yang berdasarkan pengalaman, secara short-cut, tanpa si pembaca harus melalui pengalaman-pengalaman itu sendiri. Tulisan tukinipun kemudian dapat menjadi penyemangat yang belum mulai menulis, karena terinspirasi dari tulisan tukini ini kemudian akan berpikir,"berarti sayapun tentu bisa menulis pengalaman-pengalaman saya ya." That's it. Gayungpun akan bersambut. 

BERNILAI PAHALA

Saya mencoba menyandingkan nilai religius dalam menulis tukini ini, yaitu insyaallah para penulis berkarakter tukini ini akan memperoleh pahala ataupun good deed, karena apa yang dilakukan adalah berbagai nilai-nilai kebaikan, nilai-nilai manfaat, dalam hitungan agama, ini dapat bernilai pahala bila nilai baik yang kita sampaikan akan kemudian dimanfaatkan oleh orang lain. I believe in this. 

Apalagi yang kita sampaikan adalah merupakan pengisi 'puzzle-puzzle' pengetahuan, maka tentu tulisannya akan melengkapi tulisan-tulisan yang sudah ada sebelumnya, dari berbagai sumber penulis lainnya. 

Dan yang pasti, mengikuti kata bijak dari Pramoedya Ananta Toer bahwa orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Sehingga kalau kita sudah tidak ada nanti, tapi tulisan kita dapat terus dibaca orang lain dan dapat terus memberikan manfaat. Insyaallah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun