Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lacolla, Air Terjun "Rasa Italia" di Sulawesi Selatan

27 Februari 2018   07:09 Diperbarui: 28 Februari 2018   06:37 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Repling di air terjun Lacolla (dokumentasi pribadi)

Lacolla, dua hari - sabtu minggu lalu termasuk menjadi nama atau topik yang banyak di cari di dunia maya, apa dan di mana sih tepatnya. Ini gara-gara komunitas JJS (jalan-jalan seru) Makassar hari Minggu kemarin ini (25 Februari 2018) kembali membuat 'ulah' positifnya. Ulah tersebut apalagi kalau bukan mengajak para JJS-ers untuk berjalan-jalan seru lagi di sebuah air terjun yang mulai naik daun (tepatnya) dipromosikan sebagai salah satu destinasi wisata yang masih sangat alami yang patut dikunjungi atau paling tidak dimasukkan ke dalam agenda liburan anda. Again, kali inipun JJS Makassar sukses membuat keseruan acara jalan-jalannya dan membantu mempopulerkan air terjun Lacolla, yang terletak di Dusun Malaka, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Bravo guys (dua jempol ya buat kalian). Oya, vlog keseruan JJS Makassar di Lacolla dapat dilihat di bawah ini:


Kenapa saya menyebut air terjun Lacolla sebagai air terjun rasa Italia? Hal-hal di bawah ini sebagai penjelasannya. Pertama, sesaat setelah saya memposting beberapa foto hasil JJS ke Lacolla ini, masuk dua pesan ke inbox saya, satu di facebook (sekalian promosi ya, bisa like page saya: Kang Bugi) dan satu lagi di Instagram saya: @bugi_sumirat (yang ini juga bisa tolong di follow ya hehehe), kedua pesan itu dari sobat-sobat saya di Australia, yang intinya langsung menanyakan - kok namanya seperti nama Italia ya, apa kamu habis dari Italia? Wow, saya jawab kalau saya belum pernah ke Italia? Tapi doain ya supaya kapan-kapan saya bisa ke sana (waktu dulu, baru sampai berkunjung ke beberapa negara Eropa saja - ga nyampe ke Italia, walau Italiait's one of my dream place to visit by the way, tapi kapan yaaa ... maybe someday later in the future, hopefully, maklum, penasaran Italia karena katanya orangnya cantik-cantik dan romantis-romantis hehehe - apa hubungannya coba). Rupanya mereka menanyakan hal itu karena nama air terjun Lacolla yang memang agak ke-italia-italia-an ya. Apalagi kata Lacolla memang merupakan sebuah kata yang ada di sana, yang berarti 'orang-orang yang menang' dan biasa digunakan untuk nama wanita Italia.

Foto bareng JJS Makassar di air terjun Lacolla (dokumentasi JH)
Foto bareng JJS Makassar di air terjun Lacolla (dokumentasi JH)
Kedua, saya hingga sekarang, nggak bisa menemukan padanan arti Lacolla. Sudah saya coba tanya ke beberapa orang yang tinggal di Maros, termasuk JJS-ers Makassar, hingga tanya mbah Google, nihil blas! Jadi saya bilang saja ke mereka yang menanyakan itu, bahwa saya belum mendapatkan arti sebenarnya dari kata Lacolla, tapi kalau mau disamakan (untuk sementara) dengan pengertian Lacolla dalam bahasa Italia, yaitu orang-orang yang menang, boleh juga sih. Mereka jadi penasaran, "maksudnya?" begitu pertanyaan lanjutan mereka. 

Saya lanjut jawab bahwa yang sudah pernah ke sana, ke air terjun Lacolla termasuk orang-orang yang menang. Menang dalam pengertian, sudah bisa datang ke air terjun yang masih 'pristine' atau asli ini, menikmati keindahan alamnya dan of course, you are one step ahead, maju selangkah dari mereka yang belum pernah ke sana kan hehehe masuk akal toh?

Hal lain adalah bahwa yang sudah ke pernah ke sana dan sudah sampai menjejakkan kali ke air terjunnya dan kembali dengan selamat, berarti sudah menang pula. Karena, tahu nggak, dari tebing atas menuju ke air terjun, pengunjung perlu turun ke bawah (dan kembalinya naik ke atas) melewati seribu tangga. Entah apakah jumlah anak tangganya itu mencapai seribu buah, hanya begitulah mereka, warga setempat menyebutnya saat dilakukannya pembangunan jalan dan tangga untuk mengakses air terjun tersebut.

Saat turun ke air terjun, tidak masalah, karena menuruni tangga. Persoalan muncul saat menaiki tangga untuk kembali pulang, cukup terjal dan cukup ngos-ngosan deh. Tapi jangan dipaksa ya, kalau tidak kuat, boleh kok istirahat duduk-duduk dulu sebentar untuk kemudian melanjutkan perjalanannya. Lacolla itu juga terdiri dari 3 (tiga) tingkatan air terjun. Kalau menurut warga setempat, sebetulnya ada 7 (tujuh) tingkatan air terjun, hanya saja yang mudah dikunjungi, karena letaknya berdekatan ada tiga air terjun, yang empat lainnya agak jauh.

Pemandangan sawahnya menyegarkan (dokumentasi pribadi)
Pemandangan sawahnya menyegarkan (dokumentasi pribadi)
Sebagai informasi umum, cukup mudah untuk mendapat informasi lokasi air terjun Lacolla ini, karena sudah dapat diakses via Google Maps juga, hingga sudah bisalah mengikuti petunjuk via maps itu, walau memang kalau belum pernah sama sekali ke sana, masih cukup membingungkan karena kurangnya papan penunjuk (informasi) yang mengarahkan kita menuju ke air terjun ini. Jadi, cukup pantas kan bila saya katakan, yang sudah pernah ke sini termasuk 'pemenang' - dapat mengatasi hambatan-hambatan seperti itu. Untung saja, kalau JJS merencanakan kegiatan untuk mengunjungi suatu tempat (seperti SOPnya), JJS perlu melakukan survei awal terlebih dahulu agar memudahkan.

Menuju Lacolla, dari Makassar, dapat ditempuh (pengalaman kemarin menggunakan sepeda motor - konvoi rombongan JJS) sekitar 2,5 jam -berjarak sekitar 75 km (kalau di Google Maps tertulis 60 Km) dan sekitar 300an meter dari akses masuk hingga mencapai air terjun tersebut. Belum ada retribusi untuk masuk lokasi, tapi kadang ada yang 'menunggu' di akses masuk dan mengutip Rp. 5000,- per kepala. Belum ada juga penjual makanan atau minuman di sekitarnya, jadi persiapkan bekal makanan dan minuman secukupnya serta gunakan sepatu atau alas kaki yang memadai untuk berjalan di atas bebatuan. Karena untuk menikmati air terjun Lacolla, anda perlu berpetualang seru sedikit dengan cara melewati batu-batu besar di sekitarnya. Jangan lupa juga bawa baju ganti ya. Karena kalau sudah lihat air, kita biasanya pasti tergoda untuk nyebur atau sekedar mandi-mandi membasahkan badan di bawah air terjunnya. Malah katanya, nggak afdol kalau nggak basah. Iya kah? hehe.

Lacolla, air terjun yang indah (dokumenasi pribadi)
Lacolla, air terjun yang indah (dokumenasi pribadi)

Sudah terbayang kan serunya ya. Oya, jangan lupa, sisa atau bungkus bekas makanan termasuk kantong plastik pembungkusnya, atau apapun yang bisa kita sebut sebagai SAMPAH, tolong dibawa lagi pulang ya dan buang nanti kalau menemukan tempat sampah di luar sana. Jangan dibuang di sekitar air terjun Lacolla, sayang kan, alam yang masih asli ini, jangan dikotori oleh sampah yang anda bawa.  Kalau nyampah di situ, siapa yang mau membersihkan. Apalagi ingat ya, sampah plastik baru terurai setelah 300 tahun. Jadi kalau anda membuang sampah plastik, minimal selama 300 tahun anda menyimpan kotoran dan sampah selama itu yang berpotensi merusak lingkungan. Menikmati keindahan alam sepuas-puasnya boleh, nyampah jangan ya. 

Untuk jalan-jalan seru kali ini, mereka yang ikutan kegiatan ini diperkenalkan dengan keseruan baru, yaitu kegiatan repling. Jadi siapa saja boleh mencoba repling ini, dari atas air terjun, menggunakan tali, melompat-lompat kecil menyusuri dinding air terjun hingga ke bagian bawah air terjun. Insya Allah dijamin aman, karena plus pengawas-pengawasnya dilibatkan dalam repling ini. Belum banyak sih yang mau mencoba repling ini, mungkin karena masih 'ngeri' ya, karena hanya berpatokan pada seutas tali saja, walau memang sebetulnya aman. Termasuk saya sih, masih ngeri-ngeri sedap gitu, jadi belum berani ikutan repling untuk kesempatan kali ini.

Batu-batu besarnya mantap kan (dokumentasi pribadi)
Batu-batu besarnya mantap kan (dokumentasi pribadi)
Satu lagi yang perlu diketahui yaitu jangan mengabaikan pemandangan sepanjang perjalanan menuju ke lokasi, disamping kehebohan anak tangga tentunya. Pertama, pemandangan bukit karst sepanjang perjalanan plus batu-batu gunung yang menyemarakkan kelokan jalan poros Makassar - Bonevia Camba ini ... hmhmhm ... warbiasah deh. Mendekati lokasi, mata kita dihibur oleh banyaknya spot-spot cantik hijaunya persawahan dalam susunan terasering yang memikat. Jadi teringat setahun lalu, saat saya dan keluarga berwisata ke Ubud, Bali. Ubud salah satu tempat yang terkenal dengan terasering sawahnya dan kemolekan Ubud seperti menyeruak kembali saat ke Lacolla kemarin ini.
Lacolla, you're so beautiful (dokumentasi pribadi)
Lacolla, you're so beautiful (dokumentasi pribadi)
Akhirnya, kembali dari Lacolla, memang serasa menjadi seorang 'pemenang', seperti arti Lacolla dalam bahasa Italia itu. Belum percaya? Silakan buktikan sendiri, datang langsung ke Lacolla, pasti anda akan merasakan hal yang sama. Tapi kalau belum sempat ke sana, bolehlah merasa jadi pemenang dulu dengan menikmati beberapa dokumentasi yang luar biasa heboh dalam postingan ini.
Anak tangga menuju air terjun Lacolla
Anak tangga menuju air terjun Lacolla
Semoga bermanfaat.

@kangbugi

Note: thanks to JJS Makassar, ditunggu keseruan di JJS berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun