Mohon tunggu...
Budi Yanto
Budi Yanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

.... jernih, lebih jernih dan tetap jernih..... semoga.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batu Akik Keras dan Licin

10 Maret 2015   13:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:53 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425969533416063649

Sasmitaning Alam

[caption id="attachment_372324" align="aligncenter" width="591" caption="Fenomena Batu Akik, Apakah ini Sebuah Tanda-tanda Jaman?"][/caption]

Berapa teman dalam foto profile di BBM, FB dan Tweeter teman saya banyak memajang batu akik. Pun ketika minggu lalu saya jalan di daerah Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Tiba-tiba kiri kanan jalan muncul kios-kios yang menjual batu akik, yang pengunjung yang datang kebanyakan dari luar Pacitan. Bahkan ketika saya besuk sahabat di RS Panti Rapi Yogyakarta, tidak biasanya ada pengasong yang menjual batu akik. Bukan hanya itu beberapa Pemerintah Kabupaten, PNS di ligkungan Pemkab baik laki-laki ataupun perempuan diwajibkan mengenakan batu akik.

Pembicaraaan di kampung-kapung, di kanting – kantin kantor, bahkan di sekolah-sekolah juga pos-pos ronda, tema utamanya adalah batu akik. Mulai dari jenisnya, motifnya, harganya bahkan selanjutnya adalah kasiat mistisnya yang terkandung dalam sebuah batu akik. Herannya tidak pernah habis tema di bahas, mulai dari nama-namanya saja sepertinya tidak pernah habis di bahas.

Nama – nama akik klasik seperti kecubung wulung, ruby, tapak jalak dan sepantarannya seolah sudah tidak up date lagi. Muncul nama-nama pendatang baru yang menyodok tangga kebekenan batu akik, ada Naga Sui,  Junjung Derajad, Ada bulu merak dan lain sebaginya. Asyik mendengarkan semangat para pengemar batu akik bercerita. Hampir pasti dengan gaya dan modelnya ada saja alasan bahwa batu-batu itu hebat, harganya mahal dan sebagainya.

Sementara, ketika melihat layar televisi, selain seenetron dan acara remeh temeh lain tentunya, yang tersaji adalah konflik kubu-kubunan. Dua kubu berbenturan, maka dua huruf V dan S selalu berdiri di atara dua kata simbolisasi dari dua kubu yang berseberangan. Misal POLRI VS KPK, Ahok VS DPRD dan beberapa lainnya.

Ketika coba diikuti perseteruan antar dua kubu yang berseteru tersebut semua merasa benar, keras kepala, berani dan semua tersaji secara terbuka. Menunjukan diri bermusuhan, menunjukan sikap bermusuhan itu sekarang bukan tabu lagi.   Sikap keras kepala dalam berkonflik, saling hujat, dan sebagainya sudah bukan satu hal yang memalukan, semua di pamerkan secara terbuka.

Segala motif berseteru, berseberangan dan berkonflik sangat beragam. Rakyat yang melihat juga tiba-tiba menjadi pengamat politik yang lihai. Semua tiba-tiba menjadi hakim dan jaksa penuntut yang piawai. Segala asalan, logika dan sebagainya mampu mendukung konstruksi sikapnya yang keras.

Mungkinkah, fenomena batu akik yang booming ini sebagai sebuah pertanda? Batu akik yang keras, licin, penuh pesona serta dipamer-pamerkan seolah memberikan analogi pola pamer kekuatan, keras kepala, licin dan seolah-olah paling benar pada kubu-kubu yang berkonflik.

Ya batu akik sifatnya keras, licin serta mempesona. Kelompo yang berlawanan ini juga masing-masing keras, licin serta penuh pesona. Sudah begitu tidak ada rasa malu lagi bersikap memiliki kebencian di depan umum. Tidak malu lagi memiliki wajah bermimik emosional.  Keras kepala di umbar/dipamerkan, kekuasaan di umbar/pamerkan, dan licinnya juga di umbar/dipamerkan. Ah... inikah tanda-tanda Zamannya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun