Mohon tunggu...
Budi Family
Budi Family Mohon Tunggu... Guru - Love Family

Menulis untuk mempertajam analisis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketidakadilan

10 Desember 2020   06:59 Diperbarui: 10 Desember 2020   06:59 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang pegiat media sosial, tidak saya sebut namanya ataupun hanya sekedar inisial mengunggah sebuah tulisan terkait "ketidakadilan" aparat dalam menangani suatu kasus. Dia sampaikan bahwa ada seseorang yang ditangkap gara-gara diduga menghina seorang habib. Dalam tulisan lainnya dia juga bertanya, "Mengapa ada orang yang menghina "habib yang di sana" tidak ditangkap aparat?" Ibarat seorang dalang yang sedang mandalang, pertanyaan tersebut juga dia jawab sendiri. Aparat tidak menangkap penghina "habib yang di sana" karena aparat tahu mana habib yang asli dan mana habib yang palsu....bosskuuu."

Sekilas saja kita bisa mengetahui bahwa itu merupakan serangan dengan kata-kata yang puedas (saking pedasnya) walau nampak halus terhadap "habib yang di sana".

Seakan pernyataan pegiat media sosial tersebut telah menskakmat "habib yang di sana" beserta pendukungnya sehingga tidak bisa melakukan konter balik karena faktanya penghina "habib yang disana" tidak ditangkap oleh aparat, bahkan rumahnya dijaga.

Dari tulisan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penghinaan terhadap "habib yang di sana" merupakan benar adanya karena telah diakui oleh "temannya sendiri".

Skakmat terhadap "habib yang di sana" bisa benar-benar telah mengunci jika dan hanya jika telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. 

Apa syarat dan ketentuan yang berlaku tersebut? Tidak lain dan tidak bukan manakala aparat telah dan selalu menjalankan profesionalisme dengan baik. Menunjukkan "wajah" cenderung yang bersih.
Lalu apakah wajah aparat saat ini sudah berubah menjadi kebalikannya?
Bang Jarwo: "Itu oknum Mas Bro, bukan korps....."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun