Mohon tunggu...
Budi Setiyarso
Budi Setiyarso Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru di SMP Negeri 2 Ponjong, Gunungkidul. Tinggal di Wonogiri. Tulisannya banyak dimuat di harian lokal, seperti Kedaulatan Rakyat, Solopos dan Joglosemar. Sering mengikuti lomba kepenulisan dan penelitian. Salah satunya pada Tahun 2011 menjadi juara 2 Penulisan Buku Pengayaan Tingkat Nasional

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dodit Mulyanto, Si Unik di SUCI 4

10 April 2014   07:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 3252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13975716331317231845

[caption id="attachment_303440" align="aligncenter" width="480" caption="Dodit (Sumber : KompasTV)"][/caption]

StandUp Comedy atau lawakan tunggal atau komedi berdiri adalah salah satu genre profesi melawak yang membawakan lawakannya di atas panggung seorang diri, umumnya di depan pemirsa langsung dengan cara bermonolog mengenai sesuatu topik. StandUp Comedy merupakan gaya komedi yang cerdas, karena para StandUp Comedian (comic) harus mengobservasi sendiri materi yang akan dibawakan, bukan hanya mengandalkan ekspresi, kostum, dan mencela orang lain agar terlihat lucu. Pada intinya kelucuan dibangun dari materi yang dibuat sendiri, original dan secara tidak langsung mengekspresikan karakter dirinya. Selain StandUp Comedy bukan hanya sekedar lawakan asal lucu, tetapi juga memberikan pembelajaran tentang sesuatu, sosialisasi suatu hal, kadangkala mengajak berfikir dan kritis yang tentu saja pada akhirnya menjadi sebuah jokes.
Bagi anda penikmat komedi, tak ada salahnya anda mencicipi StandUp Comedy Indonesia, sebuah ajang kompetisi StandUp yang diselenggarakan oleh KompasTV. Acara yang tayang setiap hari Kamis pukul 22.00 WIB ini menyuguhkan komika-komika (sebutan untuk comic kompas) yang berkelas hasil seleksi juri Om Indro Warkop dan Raditya Dika.
Disana nanti anda akan menemukan salah satu kontestan, sesosok manusia “ndeso” yang tanpa ekspresi dengan tiap kata yang keluar dari mulutnya menjadi tawa. Manusia culun yang mengaku orang jawa yang memegang erat budaya eropa ini sangat unik. Dibalik ke-ndesoan-nya, dia membuat anomaly dimana dia selalu membawa biola dalam setiap shownya. Dialah “Dodit Mulyanto” komika asal Blitar yang menjadi wakil Kota Surabaya.
Perhatian saya tercurah pada manusia aneh ini karena saya sudah mulai bosan dengan model-model komik yang cenderung monoton, dan boleh dikatakan banyak yang menjadi follower Raditya Dika. Tapi Dodit Mulyanto berbeda, sehingga sanggup memberi warna dan menerobos semacam “adat” sebuah StandupComedy yang diselimuti aturan-aturan yang menjadi umum.
Apa sajakah yang menarik dari Dodit Mulyanto? Simak ulasan saya :
1.    Salam unik
Dodit selalu membuka shownya dengan salam yang terdengar aneh, tidak lazim tetapi secara tata bahasa diperbolehkan, sehingga makna terselubung dari salam-salamnya adalah bahwa bahasa hanya permasalahan kebiasaan, sehingga pengembangan bahasa bisa semakin luas jika kita menjadi pengembangnya. Contoh salamnya antara lain “Selamat malam masyarakat”. Aneh bukan? Salam inilah yang selalu ditunggu fansnya. Besok salam apa lagi, begitu tanya followernya di Twitter.

2.    Bahasa baku
Berbeda dengan komik lain yang terpengaruh bahasa gaul jakartean. Misalnya bahasa “elo gue”, Dodit selalu membawakan bit dengan bahasa formal, misalnya kata ganti ”saya, kamu”. Bahkan yang menjadi menarik ketika dia mengganti kata “galau” yang lagi trend menjadi kata “gusar”. Lagi-lagi dia bermain-main dengan bahasa dan menjadi bahan candaan.

3.    Tempo lambat
Tempo jokes Dodit pada umumnya lambat dan hal ini beberapa kali dikritik oleh Raditya Dika. Namun disisi lain inilah kekuatan Dodit yang membedakan dengan komika yang lain. Pada umumnya comic bermonolog dengan cepat dan mengarahkan pikiran penonton menuju candaannya. Tetapi Dodit berbeda karena dia tidak mengarahkan penonton tetapi penontonlah yang menunggu kelucuannya. Dan inilah karakternya

4.    Tanpa ekspresi
Adakalanya kita menganggap seorang public speaker gagal membawakan materi jikalau dia membawakan materi tersebut tanpa power yang terlahir dari emosi dan ekspresi. Tetapi Dodit memecah mitos tersebut, karena dia membawakan jokesnya tanpa ekspresi, tanpa emosi sehingga terkesan datar-datar saja. Tetapi anehnya penonton selalu tertawa setiap dia selesai marampungkan punchline yang dia bawakan.

5.    Biola sebagai materi
Inilah pertama kalinya seorang komika KompasTV tampil dengan alat music dalam setiap shownya. Biola bagi Dodit bukan hanya pelengkap, tetapi merupakan materi dan media. Dia mampu menyampaikan kelucuan melalui ide kreatif yang memanfaatkan dawai Biola sebagai backsound. Om Indro memujinya karena dia mampu memanfaatkan biola sebagai materi dalam jokesnya.

6.    Materi Desa
Dodit selalu membawakan tema desa dalam Jokesnya seperti cerita Nasi Pecel, Kenthongan dan sebagainya. Secara tidak langsung dia mensosialisasikan kehidupan desa agar dikenal semua kalangan penikmat hiburan televisi.

7.    Interaksi dengan Penonton
Yang menjadi keunikan lainnya adalah Dodit selalu menunjukkan interaksi dengan penonton terutama menunjuk cewek yang cantik agar menjadi pusat perhatian. Karakternya dia selalu bermodus untuk menggoda penonton cewek dengan kata-katanya “Kamu, Iya kamu”.

Hahaha… Pokoknya banyak sekali keunikan Dodit Mulyanto yang membuat kita selalu menanti dalam setiap shownya. Dia mampu memberi warna yang berbeda dalam SUCI4 dan bahkan videonya yang berjudul “Broadcast Message” nangkring empat besar di Youtube, meskipun masih dia kalah sama koalisi ARB dan Marcella Zalianty.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun