Mohon tunggu...
Budi Satria
Budi Satria Mohon Tunggu... -

Punya cita-cita menjadi kepala sekolah Hogwarts

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Yogya Macet, Kurang Transportasi Umum?

11 Desember 2018   00:39 Diperbarui: 13 Desember 2018   00:26 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yogya yang sudah tidak bebas kemacetan. (Foto: Radar Jogja)

Mungkin bagi orang luar Yogya, masih ada anggapan bahwa Yogyakarta merupakan daerah yang nyaman, dengan orang-orang yang ramah dan jalanan yang bebas dari kemacetan. Namun keadaan sebenarnya adalah jalanan di Yogya makin padat dengan kendaraan, baik plat dalam kota maupun plat luar kota. Sebenarnya hal tersebut wajar karena secara nasional pun jumlah pemilik kendaraan pribadi semakin meningkat. 

Apalagi, Yogyakarta merupakan daerah tempat tujuan wisata, yang membuat banyak orang dari luar daerah berdatangan ke Yogya untuk berwisata. Belum lagi dengan banyaknya sekolah dan universitas di Yogyakarta yang tentunya banyak pendatang yang menuntut ilmu disana, dan kebanyakan membawa kendaraan pribadi dari tempat asalnya sehingga makin padat lah jalanan Yogyakarta. 

Dari beberapa percakapan dengan teman-teman saya yang asli Yogya dan juga dengan bapak-bapak angkringan, rata-rata menyalahkan pendatang sebagai sebab macetnya Yogyakarta sekarang, biarpun sebenarnya tidak ada bukti konkrit yang bisa membenarkan hal tersebut.

Jika berbicara tentang kemacetan, solusi yang biasanya ditawarkan untuk mengurangi kemacetan adalah dengan menggunakan kendaraan umum. Harapannya dengan banyaknya orang yang menggunakan kendaraan umum, akan mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi sehingga kepadatan lalu lintas akan berkurang. 

Namun hal tersebut terhalang dengan rendahnya minat masyarakat untuk memakai kendaraan 

umum. Jika ditelusuri lebih lanjut, kebanyakan orang menolak memakai kendaraan umum karena alasan kurangnya faktor kenyamanan di dalam kendaraan umum dan waktu tempuh yang lebih cepat jika memakai kendaraan pribadi. Apakah hal tersebut juga berlaku untuk kendaraan umum di Yogya? Tampaknya iya.

Salah satu kendaraan umum yang paling populer di Yogyakarta adalah Trans Jogja. Bus Rapid Transit yang diluncurkan pada tahun 2008 ini merupakan salah satu bentuk kendaraan umum yang penggunanya cukup banyak tiap harinya. 

Namun ternyata Trans Jogja juga mempunyai masalah seperti kendaraan umum yang lain, yaitu masalah kenyamanan dan waktu tempuh yang lama. Untuk masalah kenyamanan, sebenarnya interior Trans Jogja cukup nyaman. 

Namun masalahnya adalah jumlah armada yang terbatas sehingga pada jam-jam padat akan terjadi penumpukan penumpang di dalam bus, yang tentunya membuat penumpangnya tidak nyaman. Belum lagi salah satu hal yang paling sering dikeluhkan dari Trans Jogja adalah supirnya yang ugal-ugalan, yang jelas membuat penumpangnya tambah tidak nyaman. 

Faktor terbatasnya armada yang tersedia juga membuat orang yang ingin menaiki Trans Jogja harus menunggu lama di Halte. Hal-hal tersebut merupakan alasan yang dipakai kebanyakan orang untuk menolak memakai moda transportasi umum Trans Jogja.

Trans Jogja dinilai belum bisa menjadi solusi kemacetan. (Foto: Tribunnews)
Trans Jogja dinilai belum bisa menjadi solusi kemacetan. (Foto: Tribunnews)
Dengan banyaknya masalah yang dimiliki Trans Jogja, bisa dibilang untuk sekarang Trans Jogja belum bisa dijadikan solusi ampuh untuk mengurai kemacetan di Yogya. Kemudian timbul pertanyaan, apakah lebih baik mencari solusi lain atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada? Penulis menyimpulkan bahwa pilihan yang tepat adalah dengan membenahi kekurangan-kekurangan Trans Jogja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun