Mohon tunggu...
Budi Rachman
Budi Rachman Mohon Tunggu... Novelis - Penulis buku, praktisi olahraga, dan penikmat film.

Belajar menulis memaksa saya membaca. Membaca mendorong saya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film

Tindakan Radikal Bok-Nam - Review Film Bedevilled

9 April 2020   04:49 Diperbarui: 9 April 2020   12:40 8244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Baginya kata-kata itu terlampau sederhana. Tidak pula merubah kematian putrinya. Tidak pula merubah nasib perempuan seperti dirinya di atas tanah ia berpijak. Bok-Nam mencari titik yang paling radikal dan ekstrem kepada penduduk yang memilih bungkam atas kematian putrinya.”

Setiap orang yang menjadi saksi suatu tindak kriminal, apalagi pembunuhan, akan diminta keterangan. Kesaksian para saksi mata merupakan landasan dalam investigasi para penegak hukum dan keputusan juri untuk menentukan seseorang bersalah atau tidak.

Ketika anda mengungkap sebuah kejadian tersebut dengan benar dan jujur – namun kesaksian anda berbeda dengan pendapat umum/ masyarakat sekitar, pertanyaannya, siapa yang paling benar: kesaksian individu atau orang banyak?


Dalam film Bedevilled 2010, Bok-Nam memikul beban kebenaran yang ditanggung sendiri di kampungnya, di pulau Mudo, pulau kecil dan terisolir dari dunia luar. Wanita itu sendirian menghadapi budaya patriarki, system budaya yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan – dan menganggap wanita sebagai kaum inferior. Beberapa kasus pelecehan yang dilakukan pria-pria di kampungnya dijalani dengan hati yang tabah – termasuk kekerasan fisik dan melihat sang suami bermain dengan pelacur.


Namun satu hal yang tidak bisa ia terima, ketika putrinya, Yeon-Hee, yang masih kecil diperkosa oleh suaminya – wanita itu mulai mencoba untuk melarikan diri. Namun usahanya gagal, sehingga terjadi tragedi yang menyebabkan kematian sang buah hati akibat dorongan keras suaminya.

bedevilled-photo-2-5e8e497fd541df149940dd63.jpg
bedevilled-photo-2-5e8e497fd541df149940dd63.jpg
Hancur. Bok-Nam benar-benar sedih dan meminta keadilan. Polisi yang datang ke pulau Mudo memilih sepakat dengan pendapat umum: “Bahwa kematian Yeon-Hee akibat tarikan Bok-Nam.” Artinya Bok-Nam lah yang bersalah, bukan suaminya.


Dalam tragedy ini jelas sekali bahwa sang sutradara, Jang-Cheol-Soo,  berupaya menggambarkan bahwa Bok-Nam sekuat tenaga menerima penindasan laki-laki dalam budaya patriarki. Bahkan para sesepuh, termasuk nenek-nenek di kampung, memaklumi tindakan suami Bok-Nam seolah kejadian itu merupakan hal lumrah yang biasa terjadi sehari-hari.


Tragedi dimulai saat sang Ibu tidak mendapat keadilan dari kematian Yeon-Hee. Bok-Nam mengalami depresi. Mula-mula dia bekerja seperti orang gila, menggali tanah untuk mengambil kentang. Pekerjaan yang seharusnya dilakukan sekitar 5-6 orang. ia kerjakan sendiri tanpa merasa kelelahan – padahal saat itu matahari sedang terik. Saat semua kentang sudah terambil, Bok-Nam menatap matahari beberapa saat, seperti mendapat bisikan gaib. Dengan langkah gusar dia mendekati kerumunan orang yang tidak membantunya mengambil hasil panen, sambal bicara:

“Aku menatap matahari begitu lama, lalu dia bicara padaku…” Sontak saja orang-orang langsung terawa, menganggap Bok-Nam sudah gila.


Bok-Nam tidak lagi bicara soal “apa yang matahari bicarakan kepadanya?” Baginya kata-kata itu terlampau sederhana. Tidak pula merubah kematian putrinya. Tidak pula merubah nasib perempuan seperti dirinya di atas tanah ia berpijak. Bok-Nam mencari titik yang paling radikal dan ekstrem kepada penduduk yang memilih bungkam atas kematian putrinya. Maka ia putuskan untuk membunuh semua masyarakat di pulau Mido – yang tidak lain adalah suami dan saudaranya sendiri. Terjadilah pembantaian yang memilukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun