Mohon tunggu...
Budi Prathama
Budi Prathama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kuliah di Universitas Sulawesi Barat. Hobi nulis lepas sambil minum kopi. Ngobrol di IG @budi.prathama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Pentingnya Menanyakan Kapan Menikah?

14 April 2021   12:24 Diperbarui: 14 April 2021   12:43 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tirto.id/10-pedoman-sebelum-menikah-persiapkan-fisik-mental-dan-finansial-fM26

Pernikahan dapat saja diibaratkan sebagai buah yang baru mengkal. Nah, buah tersebut bisa berubah menjadi buah masak yang siap untuk disantap, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat berubah menjadi buah yang tidak baik atau busuk, artinya buah tersebut sudah tidak berguna lagi bagi manusia. Begitu pula dengan pernikahan, tidak asal menikah lalu langsung selesai, tetapi butuh kematangan dan kesiapan untuk menghadapinya dan lebih-lebih ketika sudah sah menjadi ikatan keluarga.

Persoalan menikah atau tidak, cepat atau pun lambat tentu kembali pada diri individu masing-masing orang. Bisa saja kita pandang mereka sudah mampu untuk menikah baik secara finansial maupun batiniah, tetapi mereka menunda pernikahannya dan lebih memilih menjomblo seperti pada perilaku anak-anak muda yang bebas kemana saja. Sebenarnya, itu sih kembali padanya karena mereka juga yang menjalaninya.

Namun, ada juga orang yang terlalu cepat untuk menikah, tanpa peduli mampu atau tidak. Salah satu prinsip yang menjadi pegangannya bahwa dalam sejarah dunia, belum ada orang yang ketika sudah menikah mati karena tidak bisa makan atau pun tidak mendapatkan pekerjaan. Ya, karena menikah adalah pilihan, tidak ada yang boleh memaksakan, siapa pun itu.

Menikah muda atau pun menikah tua tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan sebenarnya kita tidak perlu terlalu heran kalau persoalan menikah adalah bukan urusan kita kalau bukan kita yang menikah, cukup hanya memberikan saran saja tidak lebih, itu pun kalau diminta juga.

Lalu, hal yang tidak wajar-wajar saja kalau ada orang yang terus-terusan menanyakan kapan menikah, setiap bertemu selalu bertanya demikian. Padahal itu bisa saja menjadi pertanyaan yang dapat menghantui dalam proses langkah-langkah kita. Parahnya kalau mengakibatkan sifat traumatis dan menjadi dogma dalam pikiran secara terus-menerus, padahal sebenarnya menikah itu tidak segampang yang kita pikirkan lho. Bukan hanya soal sahnya saya dengan kamu dalam ikatan pernikahan dan perkawinan, tetapi ada hal lain yang lebih dari itu seperti apa kita ke depan.  

Apalagi, kalau status kita sekarang masih mahasiswa. Tentu kita maunya akan fokus pada pendidikan untuk berkuliah, tetapi karena adanya pertanyaan kapan menikah setiap saat maka itu dapat menjadi hantu yang menghantui dalam melangkah. Emangnya tidak boleh ya kalau nanti sudah selesai wisudah, lalu membahas hal yang seperti itu. Nah parahnya, kalau ada terjadi tekanan pemaksaan dari keluarganya untuk secepatnya menikah, emangnya lho yang mau menikah sehingga melakukan pemaksaan seperti itu. Tidak begitu juga kali, iya kan.  

Apa sih pentingnya menanyakan kapan menikah?, saya pikir kami juga akan mengatakan mau menikah, jika memang kami sudah siap. Jadi, tolonglah tidak usah terlalu mempertanyakan kapan menikah kepada kami, karena tidak penting juga kok. Ya, walaupun saya tahu kalau itu salah satu cara untuk memberikan hal positif pada kami termasuk saya juga. Akan tetapi, bagi saya pribadi tidaklah suka kalau ada orang yang terus-terusan mempertanyakan kapan menikah, setiap kali bertemu selalu itu yang ditanyakan, emangnya lho tidak bosan atau memang tidak ada pembahasan lain selain itu.  

Semua orang tentu ingin bisa menikah, membangun pernikahan yang harmonis dan dapat saling menguatkan satu sama lain. Menikah muda atau pun menikah tua, tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tetapi, bagi saya tidak suka kalau masih status mahasiswa lalu ditanyakan terus kapan menikah, apalagi diminta untuk nikah muda, bukan aku bangat.  

Mengapa, saat menikah muda bisa saja mengganggu proses pendidikan. Untung sih kalau bisa selesai jadi mahasiswa dan mendapatkan gelar sarjana, tetapi jika yang terjadi tidak sempat kuliah karena langsung menikah atau putus kuliah hanya gara-gara lebih memilih menikah, kan itu sangat disayangkan. Banyak pengorbanan terbuang sia-sia. Kalau tidak mampu, lebih baik selesaikan kuliah dulu lalu menikah.

Jadi, lebih baik jangan terlalu mempertanyakan kapan menikah terutama kepada diri saya pribadi. Mengapa karena saya merasa terbebani ketika hal itu yang ditanyakan terus padahal saya yang masih status mahasiswa. Dan saya pikir itu juga tidak ada pentingnya, mengingat saya akan tetap mengatakan kalau memang saya sudah siap untuk menikah, oke kan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun