Mohon tunggu...
Budiman Tanjung
Budiman Tanjung Mohon Tunggu... -

Seorang advokat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Klarifikasi Untuk Erwin Alwasir

29 September 2014   12:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:06 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam tulisan Bung erwin dikatakan bahwa PDIP juga perlu disalahkan terkait walkout dalam sidang paripurna DPR kemarin.

Dalam lobi pimpinan, Fraksi Partai Demokrat menuntut diadakan opsi 3 (RUU Piklada Langsung dengan 10 syarat) dengan syarat tidak ada keberatan dari partai pendukung Koalisi Merah putih (KMP) utuk menambah dari 2 Opsi (yang diusulkan Panitia Kerja DPR) menjadi 3 Opsi. Pada saat ketiga fraksi pendukung pilkada langsung (PDIP, PKB, dan Hanura) mendukung Opsi 3, Fraksi Demokrat masih menyampaikan keberatan diadakan Opsi 3 karena adanya keberatan dari partai KMP. Pemimpin sidang (Wakil Ketua DPR Priyo Santoso) juga tidak tegas. Jika belum ada mufakat apakah dua atau tiga Opsi, seharusnya sidang ditunda. Adalah tidak logis untuk meyalahkan PDIP mengenai walkout-nya Fraksi Demokrat. Betul juga perumpamaan yang diberikan sdri. Mike Reyssent, seorang bek yang dijegal oleh kiper satu tim yang berkhianat sehingga pemain lawan mencetak gol.

Disini kita dapat melihat sikap Demokrat yang sesungguhnya, seolah-olah mendukung Pilkada Langsung padahal hatinya mendukung Pilkada lewat DPRD. Seperti dalam tulisan saya sebelumnya, bahwa SBY telah membuat masyarakat bingung. Sebagai Ketum Demokrat, SBY mendukung pilkada langsung. Namun sebagai kepala pemerintahan (melalui mendagri), SBY membiarkan RUU dibahas di rapat paripurna. Jika SBY konsisten, Mendagri seharusnya menarik pembahasan RUU di tingkat panitia kerja DPR dalam rapat tanggal 23 September 2014.

Walaupun SBY memerintahkan untuk mengusut walkout, SBY pun tidak akan menindak anggota DPR Fraksi Demokrat sepulangnya dari luar negeri. Sudah terlalu sering rakyat ini dibodohi oleh politik pencitraan. Apa sudah lupa bagaimana kasus Century dimana Sri Mulyani yang dijadikan tumbal sebagai pengambil keputusan bail-out 6,7 trilliun atas data Bank Indonesia yang kurang lengkap sementara SBY sedang berada di luar negeri ?

Pemimpin yang dibutuhkan rakyat ini bukanlah seorang Jendral yang berpendidikan S3 (Doktor) yang bisa bermain cantik dalam politik, tetapi seorang rakyat sederhana yang SATU KATA DAN PERBUATAN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun