Mohon tunggu...
Budi Budiman
Budi Budiman Mohon Tunggu... Insinyur - Forest Officer

Abdi Negara Kementerian LHK

Selanjutnya

Tutup

Money

Wa Tardi: Habis Ayam Terbitlah Jamur

14 April 2019   09:28 Diperbarui: 15 April 2019   08:36 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu matahari bersinar begitu terik. Semburat warna terang berpadu dengan Gunung Ciremai yang berdiri gagah di kejauhan. Sementara itu, seorang pria paruh baya tengah sibuk mengaduk-aduk adonan serbuk gergaji di sebuah bangunan berdinding anyaman bambu.

Masyarakat sekitar biasa menyebut "kumbung". Berfungsi sebagai tempat tumbuh jamur. Sudah sekitar 10 tahun lebih pria paruh baya tersebut menggeluti usaha budidaya jamur tiram.

"Wa Tardi", begitulah masyarakat Desa Sindanghayu, Beber, Kabupaten Cirebon memanggilnya. Pria bernama asli Sutardi yang lahir di Cirebon 55 tahun silam itu secara tak sengaja tercebur dalam usaha budidaya jamur tiram.

Awal tahun 1980 Sutardi muda berbisnis ternak ayam. Bermula dari hanya ratusan ekor ayam hingga mencapai puluhan ribu ekor ayam. Pada masa jayanya, dia bisa mengantongi keuntungan jutaan rupiah dalam beberapa hari saja. "Uang hasil ternak ayam saya jadikan modal untuk menyekolahkan anak sampai jenjang sarjana" ujarnya berapi-api.

Dokpri
Dokpri

Gelimang pundi-pundi rupiah hanya bertahan beberapa tahun saja. Mewabahnya virus flu burung menyerang unggas ikut memangkas sumber penghasilannya hingga tuntas habis tak bersisa. Yang tersisa hanya kandang ayam yang kosong melompong, seiring dengan tatapan nanar Sutardi beserta istri dan kedua anaknya.

Hidup harus terus berjalan, kebutuhan keluarga harus tetap dipenuhi. Wa Tardi harus memutar otak lebih keras agar ekonomi keluarga tetap berjalan. Secercah harapan itu muncul ketika seorang Penyuluh Kehutanan memasukan namanya dalam daftar peserta pelatihan budidaya jamur tiram di Kabupaten Bandung.

Dengan semangat membara, berangkatlah Wa Tardi ke Bandung. Teori dan praktek budidaya jamur tiram, dia lahap dalam satu minggu pelaksanaan pelatihan. Sekembalinya dari pelatihan, Wa Tardi bertekad untuk sesegera mungkin untuk mempraktekannya.

Selesaikanlah permasalahnnya? Belum sama sekali. Wa Tardi tidak memiliki cukup modal untuk memulai usaha. Setelah berdiskusi dengan istrinya, diajukanlah pinjaman ke bank. Setelah itu, disulaplah kandang ayam yang tak terpakai itu menjadi kumbung.

Pelan tapi pasti usahanya mulai berkembang. Yang semula hanya ratusan menjadi puluhan ribu baglog jamur yang dikelola. Produksi jamur tirampun meningkat pesat dari beberapa kilo gram saja menjadi kwintal dalam sehari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun