Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Corona? Ya, di Rumah Aja!

23 Maret 2020   21:35 Diperbarui: 23 Maret 2020   21:27 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawan Corona (@budiman_hakim)

Tomi terdiam bingung harus jawab apa.

"Begitu juga saya. Saya, kan, chinese. Saya akan lebih seneng kalo dapet mantu chinese juga."

"Iya, Om," sahut Tomi hampir tak terdengar.

"Keinginan saya ini ga ada bedanya dengan keinginan semua orang di belahan bumi ini. Sama persis dengan keinginan ibu kamu. Saya minta maaf tapi semoga kamu bisa memahami keinginan saya," kata Si Bapak lalu mengakhiri pembicaraan yang cukup berat tersebut.

Sejak pembicaraan itu Tomi gak pernah lagi dateng ke rumah Pepper. Sepasang kekasih ini adalah orang yang open minded. Walaupun berbeda ras. Meskipun berbeda agama. Keduanya tidak menganggap sebagai halangan. Bahkan ketika ayah Pepper menyatakan keberatannya, mereka langsung back street. Setiap hari Tomi menjemput Pepper di kampusnya di daerah Grogol.

Mereka memilih Mal Ciputra sebagai tempat pertemuan karena letaknya deket dengan kampus Pepper. Biasanya mereka nonton film di sana, ngopi-ngopi di Leon Caf atau makan siang di resto Pepper Lunch. Tomi ngikut aja ke mana pun Pepper mengajaknya. Dia gak peduli diajak ke mana. Pokoknya asal bisa berduaan bersama Sang Kekasih, dia udah happy banget..

Sayangnya cobaan terus datang. Virus Corona yang menghebohkan itu tiba-tiba datang menyerang dunia. Kebijakan Social Distancing membuat keduanya sulit bertemu. Kampus tempat Pepper sudah menerapkan kuliah online bagi para mahasiswanya. Sementara Ayah Pepper juga tidak mengijinkan anaknya untuk keluar rumah. Salah seorang tetangga mereka sudah terjangkit virus tersebut sehingga membuat ayah Pepper memaksa seluruh keluarga untuk mengisolasi diri.

Tomi pun merana diserang rindu. Setiap pagi dia menya Pepper lewat WA. "Lagi apa, sayangku?"

"Hai, Tom. Aku lagi mikirin supir ojek, pengusaha warteg, tukang gado-gado..."

"Loh? Kirain kamu mikirin aku?" sahut Tomi belagak ngambek.

"Hihihi...kalo mikirin kamu, mah, udah by defaut. Aku mikirin mereka karena usaha mereka jadi sepi. Gara-gara orang berdiam di rumah, banyak pengusaha kecil kehilangan order. Kita harus berbuat sesuatu untuk menolong mereka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun