Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Corona? Ya, di Rumah Aja!

23 Maret 2020   21:35 Diperbarui: 23 Maret 2020   21:27 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lawan Corona (@budiman_hakim)

Tomi bertemu Pepper sekitar 7 bulan yang lalu. Seorang teman memperkenalkan mereka di Singapore ketika sama-sama nonton konser Red Hot Chili Peppers. Tomi sangat heran ada seorang gadis selembut Pepper bisa menyukai band tersebut. Red Hot Chilli Peppers adalah sebuah group band lawas beraliran rock yang berasal dari California. Agak aneh ada perempuan jaman now bisa menyukai band tersebut.

"Kok kamu suka Red Hot Chilli Peppers, sih?" tanya Tomi penasaran.

"Soalnya warna favoritku Red. Aku ini orangnya hot dan suka sekali makanan yang pake pepper. Hihihihi...." jawab Pepper dengan jenaka.

"Hahahaha....terus nama kamu Pepper juga. Pas banget, ya?" kata Tomi semakin terpesona pada Pepper yang lincah, cantik dan enerjik.

"Nama asliku Meylan. Mami dan Papi manggil aku Pepper karena aku gak bisa makan kalo gak ada Pepper."

"Oh, gitu? Tapi aku suka nama Pepper. Cute seperti orangnya," Tomi mulai menggombal.

Sejak itu mereka pacaran. Setiap kali kencan dan makan bersama, Tomi semakin paham kenapa pacarnya ini dipanggil Pepper. Kekasihnya ini memang memesan menu yang beragam tapi semuanya selalu mengandung lada. Misalnya Pepper Steak. Beef Pepper Rice. Curry Chicken Pepper Rice, Salmon Pepper Rice, Wagyu Pepper Rice. Kalaupun tidak mengandung pepper, dia akan meminta lada pada waiter untuk ditaburkannya sendiri pada makanannya.

Semakin mengenal Pepper, Tomi semakin kagum. Kekasihnya ini mempunyai sisi kemanusiaan yang tinggi. Setiap hari Jumat Pepper menyumbang lebih dari 100 nasi kotak untuk Jemaah sholat Jumat di masjid dekat rumahnya. Bersama teman-temannya dia menggalang dana untuk membiayai proyek nasi kotak tersebut. Tomi sering merasa malu. Dia sendiri yang beragama Islam belum pernah melakukan hal itu. Kok Pepper bisa kepikiran nyumbang ke Jemaah masjid. Padahal dia chinese dan agamanya Kristen.

Setiap hari Sabtu dia mengajar anak-anak jalanan di kolong jembatan. Kegiatan itu diprakarsai oleh sebuah LSM terkenal di Jakarta. Tomi terharu sekali melihat bagaimana Pepper berinteraksi dengan anak-anak jalanan tersebut tanpa rikuh. Pernah juga dia melihat Pepper mengajar sambil memangku seorang bayi, anak dari salah satu ibu-ibu jalanan di sana. Pepper ngedeprok di tanah memangku bayi tadi sambil mengajar bahasa Inggris ke anak-anak yang lebih besar.

Selesai mengajar, Tomi nganter pacarnya pulang. Setelah itu, rencananya mereka hendak nonton berdua di Mal Pondok Indah. Sesampainya di rumah, Ayah Pepper sedang duduk di teras. Pepper menyapa dan mencium pipi ayahnya.

"Aku mandi dulu. Kamu tunggu bentar, ya, Tom,"kata Pepper lalu menoleh ke arah ayahnya, "Papi tolong temenin Tomi dulu ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun