Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Om Pat dan Tante Jo

13 November 2018   00:32 Diperbarui: 13 November 2018   00:38 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Family gathering adalah kegiatan yang sangat penting. Bertemu muka dengan keluarga, ngobrol sambil makan dengan handai taulan adalah sillaturahmi yang tidak mungkin tergantikan oleh group WhatsApp. Dan hari ini, acara pertemuan keluarga diadakan di rumah kami. Alhamdulillah...

Kali ini, saya mau cerita tentang sepasang suami isteri yang masih saudara jauh kami. Secara silsilah, saya sendiri juga gak ngerti gimana pertalian keluarga dengan mereka terjalin. Lucunya, meskipun cuma keluarga jauh, justru merekalah yang paling rajin dateng ke acara pertemuan keluarga tersebut.

Kedua pasangan itu sudah tidak muda lagi. Sang Suami berusia 74 tahun dan Si Isteri tahun ini menginjak umur 69 tahun. Mereka cuma tinggal berdua karena ketiga anaknya sudah menikah dan mempunyai keluarga sendiri.

Sang suami bernama Patrick dan isterinya bernama Josephine. Kami biasa memanggil mereka dengan sebutan Om Pat dan Tante Jo. Om Pat sangat akrab dengan saya, itu sebabnya dia selalu menghampiri dan duduk di sebelah saya buat ngobrol.

Sambil menikmati makanannya, dia berkata, "Bud, kamu tau gak? Om Pat pernah bekerja di Papua selama 5 tahun."

"Weits? 5 tahun? Lama juga ya, Om Pat?" sahut saya.

"Lama, Bud. Om Pat pernah bergaul dengan kaum pemberontak yang ingin Papua merdeka dan lepas dari negara Indonesia."

"Oh ya? Saya gak tau tuh, Om. Gimana ceritanya?" tanya saya.

Sebenernya Om Pat udah pernah bercerita kisah itu tapi karena dia sudah tua dan tidak punya pengalaman baru, dia selalu mengulang-ulang ceritanya. Bukan cuma ke saya tapi juga ke orang-orang lain yang ditemuinya. Sebagai orang yang lebih muda tentu saja saya harus menghormati yang tua. Itu sebabnya saya selalu memberi ruang pada Om Pat untuk menceritakannya kembali.

Lalu Om Pat menceritakan pengalamannya dengan penuh semangat. Sebuah kisah yang terjadi lebih dari 40 tahun yang lalu. Saya mendengarkan sambil memperlihatkan wajah antusias untuk menyenangkan orang tua ini. Baru saja Om Pat bercerita tiba-tiba Tante Jo memotong omongan suaminya.

"Udah gak usah cerita tentang itu lagi. Kesian Budiman tuh capek dengerin cerita yang itu-itu lagi!" kata Tante Jo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun