Lift lantai 11.
Tiba-tiba saya menyadari, bebauan sangit dan sangat tajam memenuhi seluruh ruangan lift. Lift di Prince building memang ukurannya sangat kecil dibanding gedung-gedung lain di sekitar Sudirman. Hhhhh!!! Saya sendiri hampir tidak kuat berada di dalamnya tapi mengingat bahwa bebauan itu merupakan simbol lolosnya saya dari malapetaka, saya nikmati saja bau biang belirang dari kawah candradimuka tersebut. Dalam hati saya bersyukur karena hari sudah malam sehingga tidak ada karyawan dari kantor lain yang masuk ke dalam lift. Syukur deh....
Lift lantai 10.
TING! Dugaan saya ternyata meleset. Tiba-tiba pintu lift terbuka dan masuklah dua perempuan cantik ke dalam lift. Keduanya nampak sedang mengobrol dengan seru. Setelah lift tertutup, mereka berdiri berdampingan menghadap ke arah pintu dan meneruskan obrolannya sementara saya berdiri di belakang menyender dinding lift.
"Pokoknya proyek ini harus gol. Kita sebagai team harus bekerja lebih keras lagi!" kata perempuan yang berambut pendek dengan suara sangat bersemangat..
"Betul! Ini kesempatan yang tidak dateng setiap hari. Kita harus bekerja mati-matian."
Tiba-tiba seperti ada yg ngasih komando, kedua cewek tersebut mendadak terdiam. Perempuan yang berambut pendek mendengus-dengus seperti terganggu pada sesuatu.
Dengan suara judes, sekonyong-konyong dia membentak temannya, "Heh! Lo kentut, ya? Bau banget, nih!"
Temennya tentu saja emosi dituduh secara tidak semena-mena seperti itu. Dengan tak kalah galak, dia langsung balas membentak, "Jaga mulut lo, ya?. Enak aja nuduh orang sembarangan!"
"Kalo bukan elo dan bukan gue lalu siapa dong?" kata perempuan tadi.
"Mana gue tau?" sahut yang satunya.