TING! Pntu lift terbuka, saya segera masuk dan menekan tombol angka 1. Di dalam lift, saya kembali berkonsentrasi, berusaha menetralisir serangan sakit perut tersebut .
Lift lantai 14.
Apa yang terjadi dalam diri saya ini sebetulnya peristiwa ilmiah yang sangat berhubungan erat dengan dua disiplin ilmu, yaitu: problemnya adalah peristiwa biologi dan solusinya adalah ilmu fisika.
Secara biologis, tubuh kita terdiri atas benda padat, benda cair dan benda gas. Semuanya tersusun dalam struktur yang rapih dan bekerja secara sistematis. Setiap kali kita menyantap sesuatu, makanan yang masuk ke dalam akan menekan benda gas dan gas itu terdesak dan seperti gelombang Tsunami berusaha keluar, menerjang semua benda yang menghalang di depannya.
Intinya adalah sebanyak apapun kotoran menumpuk dalam tubuh, kita gak akan pernah merasa mau BAB. Yang mendorong keinginan itu adalah faktor gas yang secara brutal memaksa hendak keluar dari dalam tubuh tadi.
Lift lantai13.
Solusinya bisa diselesaikan dengan ilmu fisika. Kalau kita mampu membuang gas sebanyak-banyaknya maka masalah selesai. Tapi harus dicatat bahwa untuk melakukannya sama sekali tidak mudah. Diperlukan kemampuan menarik dan mendorong secara serempak dengan ketepatan yang sangat akurat. Apabila meleset sedikit saja, gas tadi juga akan mengajak teman-temannya yang berupa zat padat untuk ke luar. Ribet kan kalo sampe terjadi seperti itu?
Lift lantai 12.
Saya memeramkan mata, mencoba untuk fokus, berkonsentrasi dan mengerahkan kemampuan mendorong dan menarik sekaligus. Ini peristiwa yang sangat krusial, yang benda gas harus kita dorong, yang benda padat harus kita tarik. Daya mendorong dan menarik harus sinerji dengan tekanan yang seimbang. Kalo berhasil berarti saya selamat. Kalo meleset maka saya perlu mempertimbangkan untuk memakai popok ke depannya.
Lift masih di lantai 12.
Duuuuuuuut!!!!!!! Sebuah suara merdu bagai buluh perindu terdengar indah dan panjang sekali. Fuiiiih...akhirnya sukses besar! Saya berhasil mendorong dan menarik sekaligus dengan akurasi maksimal. Perut saya pun langsung plong. Perasaan melilit pun sirna. Fuiiiih leganya.