Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puisi Bolak-balik, Puisi Genre Baru

16 Oktober 2017   00:15 Diperbarui: 16 Oktober 2017   01:43 4072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi dicetak di kaos untuk mengetahui animo masyarakat (dokpri)

Belakangan ini saya bersama teman-teman sesama alumnus Fakultas Sastra, Universitas Indonesia sedang mencoba membuat sebuah genre baru dalam penulisan sebuah puisi. Bentuk penulisan itu kami beri nama 'Puisi Bolak- balik'.

Sesuai dengan namanya, Inti dari genre ini adalah bagaimana merangkai sebuah puisi sehingga bisa dibaca bolak-balik. Pengertian bolak-balik di sini adalah bisa dibaca dari kanan ke kiri dan dari kiri ke kanan atau bisa juga dibaca dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas.

Pengertian bolak-balik di sini bisa dibagi dalam dua kategori. Kategori pertama adalah bolak-balik perkata. Sangat sulit untuk menulis puisi yang bisa dibaca bolak-balik perkata. Tidak mudah tapi sangat menantang untuk dilakukan. Salah satu puisi yang saya buat di kategori ini adalah yang berjudul 'Malam'.

Malam

Mata air mengalir lalu menjelma air mata

Coba perhatikan puisi ini, kita bisa juga membacanya dari kanan ke kiri sehingga berbunyi 'Mata air menjelma lalu mengalir air mata. Sedangkan judulnya, meskipun tidak mengubah kata tapi tetap dapat dibaca dari kanan ke kiri.

Kategori kedua adalah puisi bolak balik perbaris. Jadi puisi ini dapat dibaca dari atas ke bawah namun bisa juga dibaca dari bawah ke atas perbaris. Setelah setengah mati mengotak-ngatik kata, tadi malam saya berhasil membuat satu puisi bolak balik.

KENALI AKU BAIK-BAIK

Aku ingin bangsa ini terpecah-belah

Jadi jangan pernah menduga

Aku menginginkan bangsa ini rukun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun