Belom lagi orang tersebut pergi jauh, sekonyong-konyong seseorang menutup mata saya dari belakang. Sambil ketawa cekikikan, orang itu berkata, "Budiman Hakim! Sebelum lo ngeliat muka gue, ayo coba tebak dulu siapa gue. Hayo tebak, lo ngenalin gak suara gue?"
"Nyerah deh gue..." Jawab saya. Dari suaranya sih jelas dia berjenis kelamin perempuan tapi suaranya sama sekali gak mengantarkan saya ke sebuah nama tertentu.
"Nih, liat gue siapa?" Orang itu melepaskan tangannya dari mata saya.
Saya membalik badan untuk mencari tahu identitasnya.Di sana berdiri seorang perempuan yang cantik, dia tersenyum-senyum manis sekali sambil menunggu saya untuk menebak namanya. Namun seperti sebelumnya, saya gak mampu mengingat perempuan ini.
"Sorry, gue lupa," kata saya.
"Gue Nina," kata orang itu, "Udah inget, kan?"
"Nina mana, ya? Kita pernah sekelas gak?"
"Eh, Bud! Gue kan gak banyak berubah dari jaman kita sekolah dulu. Emang beneran lo gak inget sama gue?"
"Sorry, gue gak inget sama sekali," jawab saya lagi dengan nada bersalah.
"Taik, lo!!!" bentak perempuan itu lalu meninggalkan saya dengan marah.
Merasa suasana gak menguntungkan, akhirnya saya berkumpul di pojok deket gerobak es krim yang berada di sudut paling luar. Di sana saya berkumpul bersama teman-teman sesama perokok. Sebagian besar dari mereka saya inget karena memang sering ketemu sebelum reuni ini berlangsung.