Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dukun Sakti dari Sukamantri

28 September 2017   12:44 Diperbarui: 28 September 2017   18:06 2516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kemah di Sukamantri|Dokumentasi pribadi

Dengan gerak yang sangat tenang, Ewok memeluk Toni dan berkata, "Tenang, Ton! Tenang. Lo aman sekarang. Di mana setannya?"

Sambil menggigil ketakutan, Toni menoleh ke belakang dan tangannya menunjuk-nunjuk ke arah semak-semak yang gelap,"Tadi gue dikejar dari bawah sampe ke sini. Waaaa.... tolongin gue, Wok!"

"Tenang, Ton. Lo udah aman. Udah ada kita di sini," bujuk Ewok lagi berusaha menenangkan.

Gara-gara teriakan Toni yang keras, semua orang ke luar dari tenda hendak mengetahui apa yang terjadi. Semua orang kini berada di api unggun mengelilingi Toni. Dengan bantuan api unggun, semua orang bisa melihat baju dan celana Toni sobek di sana-sana, sedangkan di tangan dan kakinya terdapat goresan kecil dan panjang. Saya dapat memperkirakan pasti itu karena Toni jatuh berkali-kali saat dikejar setan.

"Ada apa, Wok? Ada apa, Wok? Si Toni kenapa?" tanya semua orang ikut heboh melihat peristiwa yang terjadi.

"Coba semua tenang, ya. Gak ada yang perlu ditakutkan. Semua harap balik ke tenda masing-masing dan beristirahat kembali. Biar masalah ini kami yang urus," kata Ewok lagi.

Semua peserta kemping menuruti perintah Ewok. Dengan langkah perlahan satu-satu kembali ke tendanya. Namun belum juga semuanya masuk, tiba-tiba terdengar kembali suara yang menyeramkan.

"Waaaaaa. tolong!!! Setaaan!!! Setaaaan...!!!!"

Kami semua merinding mendengar teriakan histeris tersebut. Dari tempat yang berlawanan dengan arah datangnya Toni,  sekonyong-konyong sebuah bayangan sampai di dekat kami dan menjatuhkan dirinya ke dekat api unggun.

"Waaaaa...!!!! Tolongin gue. Ada setaaaaan....!!!!"

"Wah ini Si Berti," kata Arthur sambil berjongkok di sisi orang yang baru datang itu. Sambil menangis histeris, Berti memeluk Arthur saking bersyukur karena merasa dirinya sudah aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun