Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sebelum Mati Buatlah Minimal 1 Buku

19 Juni 2017   01:36 Diperbarui: 19 Juni 2017   22:49 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: news.usc.edu

Lucu ya? Jawaban teman-teman saya semua mengacu pada buku-buku yang telah ada. Mengacu pada penulis terkenal. Mereka merasa harus menjadi orang lain. Merasa harus menulis sebagus pendahulunya. Harus menulis dengan gaya penulis besar. Harus sepintar mereka. Harus mempunyai ilmu pengetahuan yang sama dengan mereka.

Siapa yang mewajibkan kita harus seperti itu? Setiap orang tercipta dengan keunikan tersendiri. Pendidikan kita berbeda dengan mereka. Latar belakang hidup kita juga berbeda, begitu juga dengan pengalaman hidup, cara kita memandang terhadap sebuah persoalan tentu juga berbeda. Masing-masing orang mempunyai kekhasan sendiri-sendiri. Intinya adalah kita berbeda dengan mereka. Lalu kenapa kita berusaha menjadi mereka?

Kan gak harus gitu? Siapa yang mengharuskan kita jadi orang lain? Bikin dong buku sendiri. Pake gaya sendiri. Keluarin aja pengetahuan yang ada, walaupun yang ada cuma seadanya. Kalo gak punya ilmu juga gak papa. Bikin aja buku tentang seseorang yang gak punya ilmu. Atau buku yang isinya semua tentang pertanyaan. Buku kan gak harus tentang solusi. Buku adalah tentang ekspresi. Tentang emosi. Tentang cerminan diri. Karena itu jadilah diri sendiri!

Yak! Itulah kuncinya. Kita harus menjadi diri sendiri. Janganlah membohongi diri sendiri. Kita adalah kita! Kalau kita jujur maka kita akan menerima bahwa kita punya gaya tersendiri. Tuangkanlah apa yang ada dalam diri dengan jujur. Kejujuran dalam berkarya adalah kunci tercapainya sebuah masterpiece.

Kalo emang rasanya bikin buku itu terlalu makan waktu? Kita bisa bikin buku yang tipis aja dulu (kayak stensilan gitu loh). Atau bikin artikel pendek terus posting ke sosial media. Tulis apa aja sesuka kita. Kalo susah pake bahasa baku, tulis aja pake bahasa koboy. Kalo rasanya ribet pake bahasa tulis, pake aja bahasa lisan yang biasa kita ucapkan sehari-hari. Tinggal pindahin omongan ke dalam bentuk tulisan. Gampang kan?

Coba deh dimulai, kalo udah banyak tulisannya, kita pasti merasakan manfaatnya. Cara ngebuktiinnya gampang kok. Bandingin aja tulisan pertama dengan tulisan kita yang terakhir. Pasti banyak bedanya. Pasti keliatan kemajuannya. Ketika tulisannya udah banyak, kita kompilasi lalu jadikan buku. Beres!

Seandainya kalian butuh bimbingan, kumpulin aja temen sekitar 10 orang lalu panggil saya untuk mendampingi lalu kita sama-sama belajar dan berbagi pengalaman. Kalo kalian butuh testimoni untuk buku kalian, saya juga akan dengan senang hati melakukannya. Pokoknya anything for you, guys.

Percayalah, membuat buku sangat bermanfaat. Apalagi untuk teman-teman yang usianya sudah sangat senior, mereka pasti punya pengalaman yang sangat banyak dan layak dituliskan. Sayang kan kalo cerita-cerita hebat itu turut terkubur bersama jasad pelakunya. Berapa pun sisa usia kita, mari isi dengan kegiatan yang berguna dan bermartabat..

Seandainya masih saja mengalami kesulitan, saya juga bersedia untuk menuliskan buku biografi kalian sebagai ghost writer. Pokoknya apapun akan saya bantu agar kalian semua mempunyai buku biografi sebagai legacy yang bisa diwariskan pada anak, cucu dan cicit.

Ketika sudah dipanggil Tuhan, cucu dan cicit akan mengenal kita melalui buku yang kita tulis. Meskipun mereka belum pernah bertemu, setelah membaca buku kita, mereka akan bergumam;

"Wah, ternyata kakek seorang pemain Band Rock. Dia bisa main gitar, piano dan biola. Hebat, euy!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun