Terik matahari siang ini membuat sebagian anggota tubuh dilumuri peluh. Di teras rumah putaran baling-baling kipas angin sedikit menyapu hawa panas dari teriknya siang.
Duduk ditemani sebuah buku bersama kuaci, air putih, juga kopi. Meski peluh membasahi tapi tentramnya hati membuat hari terasa lepas dari ragam beban.
Keruwetan masalah yang kerap timbul menjadi riak-riak yang harus segera diobati dengan tuntas. Sehingga menjalani hari-hari tetap indah dengan ragam masalah yang telah teratasi.
Bayangkan, jika riak yang selalu hadir dalam diri terus menumpuk tanpa terobati. Apakah ada hari yang indah untuk dinikmati dalam kondisi batin yang tenang? Jawabnya, akan sulit terjadi jika riak yang hadir tidak segera disingkirkan.
Menyadari akan beban yang menimpa perlu dihadirkan, juga mengenalinya harus dilakukan. Agar dapat temukan jurus apa yang harus digunakan sebagai upaya pengatasan.
Apakah hanya diam lalu pasrah dengan berharap pada waktu untuk menyelesaikan? Atau bangkit bergerak lalu bertarung mengalahkan beban riak hingga tumbang.
Salah satu kunci agar bisa memenangkan diri dan kembali pada suasana hati yang tentram adalah dengan mengelola amarah atau emosi jiwa.
Memang tak akan bisa melenyapkan amarah dalam diri. Karena sejatinya ia bagian dalam diri sebagai kecenderungan yang terus menemani. Hanya saja apakah amarah itu dapat dikuasi sampai tunduk pada diri, lalu bersama-sama mengatasi ragam riak yang menimpa setiap hari.
Kelola emosi jiwamu untuk menentramkan suasana batin sampai akhrinya ia menemanimu menyingkirkan berbagai riak yang ada di hidupmu.