Mohon tunggu...
Budi Harsoni
Budi Harsoni Mohon Tunggu... Guru - Guru Biasa

Pengiat literasi desa di Kabupaten Lebak

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Diplomasi Gula: Penyambung Lidah Desa-Kota

25 Januari 2022   22:48 Diperbarui: 25 Januari 2022   22:59 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Baris Kolot (sesepuh adat) Kaolotan Cibadak, Desa Warungbanten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten mengumpamakan pohon aren pada sosok manusia ideal dengan istilah "Masagi Kawung", yakni orang yang berkecukupan dan banyak memberikan manfaat bagi orang lain.

Apa yang bisa menjadi penghasilan tambahan sehari-hari buat petani? Sebuah pertanyaan di sela-sela obrolan bersama Ruhandi (Kepala Desa Warungbanten 2015-2021) pada suatu malam, ketika saya berkunjung, bersilaturahmi sekitar tiga tahun yang lalu. Dan kami pun sepakat dengan semangat membantu penjualan gula aren hasil petani desa yang sebelumnya dimonopoli tengkulak dengan harga yang tidak memadai. 

Gula petani yang diambil setiap pagi, dibayar mingguan, itupun dengan harga yang tidak tetap bahkan kadang ada alasan bahwa gulanya tidak laku dijual di pasar. Hal tersebut menimbulkan sebuah ungkapan, "Tengkulaknya sudah ganti kendaraan, tapi petaninya masih begitu-begitu saja." Tekad Ruhandi selain membantu penjualan gula, ia juga ingin desanya menyapa banyak orang di luar sana dengan gula aren hasil petani. Maka, timbullah ungkapan yang kami sepakati, "Diplomasi Gula: Penyambung Lidah Desa-Kota."

Antara tempat tinggal saya di Rangkasbitung dan Ruhandi di Warungbanten berjarak 152 kilometer. Kamipun berbagi tugas, Ruhandi mengkoordinir petani gula di desa. 

Rencananya, dengan memanfaatkan Kartu Tani program dari Kementerian Pertanian yang bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) berbentuk ATM untuk tujuan subsidi pupuk, Kartu Tani tersebut dimanfaatkan untuk program Tabungan Gula. Kebetulan sebagian besar petani gula yang ikut bergabung telah memiliki Kartu Tani.

Begini kira-kira alur proses Tabungan Gula petani Desa Warungbanten. Setiap hari, sejak pagi, sambil mengolah lahan pertanian, petani menyadap air nira. Sore hari, ketika selesai berladang/bertani, pulang membawa air nira untuk diolah menjadi gula aren pada malam harinya. 

Esok pagi sebelum pergi berladang petani menyerahkan gula aren yang diolah semalam untuk dikumpulkan di rumah adat Kaolotan Cibadak digabungkan dengan gula hasil petani lainnya, sebagai Tabungan Gula. 

Hasil penjualan dimasukkan ke rekening tabungan Kartu Tani. Setiap bulan Bumdes Dewara (Bumdes Warungbanten) melayani transaksi dan menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari yang dibayar dari hasil gula. Karena kesederhaan hidup di desa yang jauh dari konsumeristik, saldo tabungan selalu bertambah. 

Gula aren yang bahan bakunya disediakan oleh alam di desa menjadi berkah tersendiri bagi warganya. Bahkan, beberapa waktu kemudian petani gula aren dari luar Desa Warungbanten ikut bergabung.

Sekilas, inilah proses pengolahan air nira sampai menjadi gula aren melalui beberapa tahapan termasuk istilah yang biasa disebut para petani desa. Tahap pertama setelah air nira mendidih dalam wajan berubah warna menjadi coklat kehitaman, biasanya disebut Wedang. Rasa Wedang seperti bandrek tanpa campuran jahe, murni air gula. Wedang ini juga biasa dihidangkan untuk menemani obrolan santai warga desa di malam hari.

Tahap kedua setelah air nira mulai mengental dan mulai menjadi gula muda (karamel) atau biasa disebut cacaahan. Ketika mengaduk-aduk adonan gula aren yang mulai mengental, bara api harus dikecilkan. Adonan gula yang mulai mengental ini dicolek dengan ujung alat pengaduk lalu dijilat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun