Mohon tunggu...
Budi Ardian Saputra
Budi Ardian Saputra Mohon Tunggu... Berdagang -

Penulis tidak naik kelas.E-mail: saputrabudiardian@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terlalu Dini Menilai SBY

22 November 2016   20:32 Diperbarui: 22 November 2016   20:44 2619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: http://harmonimedia.com

Sekarang lagi heboh isu makar. Situasi 411 berbuntut panjang. Roda-roda politik belum tahu berhentinya dimana. Aku mandanganya ini tidak efektif. Ngabisin tenaga dan pikiran. Buruk sangka selalu ada. Buya safi’I dijauhi, Habieb merasa didustai, Ahmad Dhani kena bulli. Lah, SBY malah dicurigai.

Jokowi belum blak-blakan. Salah merespon datang segala penjuru. Sikap nahan-diri pak Jokowi jadi pertanyaan publik. Siapa koboi yang mendalangi aksi ini. Merebaknya jilid-jilid baru menjadi crisis of democrazy. Lebaran kuda SBY semacam adegan dibalik layar. Takut berakibat fatal, karena SBY itu susah ditebak.

Pergerakanya itu lincah. Pola permainanya bermacam-macam. Maklum saja jam terbang di dunia meliter dan politiknya sudah lama. Mungkin sejak aku belum lahir. Dua periode memimpin Negeri ini. Aku rasa SBY gak kaget lihat karakter bangsa ini. Wajar sih kalau dia meluangkan pendapat melalui konfrensi pers. Bebas beropini. Kenapa yang lain malah kebakaran jenggot.

Coba ingat sejarah pembebasan wartawan Metro TV yang diculik saat di Irak. Situasinya sangat mencemaskan. Negosiasinya tidak mudah. Opini n egatifpublik juga meledak. SBY tetap tenang, pola pikir intelijen nya main. Beliau langsung ciptakan statement pers. Alhasil, kedua wartawan itu bebas. Itulah SBY, gerakannya lambat dan tegas.

SBY kok malah dituduh dalang makar. Maksutnya apa coba? Tak kenal maka tak sayang. Aku maklumi.

SBY itu cinta perdamaian. Intelek dan nalurinya sangat tajam. Perlu kita akui konflik-konflik antar kelompok reda saat kepemimpinannya. Ambon yang dulu mencekam, sekarang lihat. Dari Aceh kita ingat GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Konflik gerakan bersenjata yang berjalan lebih dari 30 tahun. Berujung damai. Hasilnya lihat, aceh sekarang. Ayo, berpikir jernih lagi.

Prosesnya tidak mudah. Kalau dengkul-dengkul newbie di dunia politik bisa gemetaran. Mengakhiri konflik dengan gagah berani. GAM juga tidak mau gegabah, curiga pasti ada. Perundingan dilakukan diluar negeri, Helsinki. Sama kaya situasi sekarang. Cetar membahenol, DPR dan pakar-pakar heboh. SBY mana goyah, siasat matangnya berbuah manis. Berhasil

SBY itu cinta rakyat Indonesia.

Apalagi dibumi Indonesia ini yang tidak kalangkabut menganalisa langkah politiknya. Pemilu DKI, semua orang sibuk menciptakan calon. Nama-nama lama muncul terlebih dahulu, Yusril, Aji Lulung, Adhiaksa Daut, Ahmad Dhani, belum lagi tokoh-tokoh betawi. Survey mulai digiatkan. Eng ing Ong. SBY mengeluarkan calon yang tak terduga. Wartawan pun tak semuanya mencium gelagatnya. Shocked!

Semuanya meleset, lawan politik Tarik nafas dalam-dalam. Ada saja jalan SBY menghidupkan jalan demokrasi. Tidak peduli statement-statement negative. Seharusnya bersyukur, lahir pemimpin-pemimpin baru. Jangan dituduh yang enggak-enggak.

Dulu jokowi dituduh wayangnya Megawati, sekarang gantian Agus. Tapi itulah politik.SBY sudah biasa menghadapi berbagai rentetan masalah, serangan lawan politik, fitnah pribadi, datangnya bertubi-tubi. Aku harap sih jangan berlebihan menganalisa pak SBY, takutnya terkejut. hihihi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun