Mohon tunggu...
Budi Ardian Saputra
Budi Ardian Saputra Mohon Tunggu... Berdagang -

Penulis tidak naik kelas.E-mail: saputrabudiardian@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pakai Cara Lama Membangun Rumah

20 November 2016   08:11 Diperbarui: 20 November 2016   08:14 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: img.friv5games.com

Keidentikan orang Indonesia itu harus punya rumah sendiri. Selesai nikah pun tidak mau lama-lama hidup bareng mertua. Rumor yang beredar sering ada cek-cok atau beda pendapat (lintas keluarga). Beberapa teman saya juga begitu, rela ngontrak rumah. Biar bayar tinggi asal keluarga damai dan mandiri. Tapi, apa mau ngontrak terus sampai tua?

Ngontrak rumah saja mahal, apalagi bangun rumah.

Tepat sekali, mendirikan rumah itu memang mahal. Apalagi kalau di kota-kota besar. Harga se-meter tanah berasa harga satu sepeda motor. Tapi, inget pakai tapi. Pasti ada jalan keluarnya.

Satu lagi, ada yang agak mendingan, sekarang sudah banyak perumahan yang dikreditkan melalui bank. Terbagi beberapa tipe, sesuai kantong dan gaji. Cukup bayar DP muka, langsung dapat kunci dan siap huni. Uniknya, angsurannya lama, bertahun-tahun. Cukup membantu.

Walaupun gampang begitu, tidak semua orang bisa memilikiya. Alasannya klasik, tidak sanggup bayar kredit, uang muka tidak ada, kurang suka tinggal diperumahan karena warganya cenderung cuek. Ada juga yang merasa lebih baik bangun rumah sendiri, dana keluar lebih murah. Tergantung individu masing masing.

Artikel ini mau fokus pada pilihan “bangun rumah sendiri”. Terserah mau level sederhana atau mewah. Alasannya, karena pendapatan setiap orang beda-beda. Strata sosialnya juga berbeda. Belum lagi gensinya. Gak selesai kalau dibahas.

Dari semua alasan tersebut, semuanya bagus. Karena rumahmu bakal jadi surgamu. Itu harapannya. Kalau saya sih menyikapainya, yang penting dinding rumah dan atap tidak bocor. Artinya kondisi rumah aman dan nyaman untuk keluarga.

FYI, niatan dan usaha boleh mantap, tapi perlu diingat, jangan bangun rumah diatas tanah Negara. Bakalan digusur. Apalagi kalau membangunya di tanah orang lain. Langsung bacok-bacok an.    

Suatu kali saya dapat nasehat ini “kalau mau buat rumah, jangan simpan uangnya, tapi langsung belikan bahan bangunan”.

Tahu kenapa?

Begini, kita bahas dari bahan bangunannya dulu. Batu bata, semen, paku, pasir, kayu dan lain-lain. Dari daftar bahan bangunan itu belum ada sejarah harganya turun, atau saya yang ketinggalan informasi? Setahuku nih, tiap tahun bahkan bulan naik terus, walaupun perlahan. Tidak seperti harga cabai. hehe

Coba kalau uangnya disimpan terus. Sedangkan  harga bahan bangunan juga naik. Abis itu nabung lagi, yah gak ada abisnya. Selalu kurang uang jadinya. Nah, tidak ada salahnya nyicil beli bahan bangunan. Kan tidak busuk walaupun disimpan lama.

Kalau sekiranya bahan bangunan sudah cukup. Boleh angsur-angsur buat pondasinya terlebih dahulu. Pakai teori lama “dikit-dikit lama menjadi bukit”. Keuntungannya ongkos yang dikeluarkan tidak langsung besar. Satu persatu tertunaikan, mulai dari atap,dinding sampai toilet, dan seterusnya. Selesai dan rapi.

Tak perlu diragukan lagi. Cara ini sudah semacam favorit di negeri ini. Atau bisa jadi orang tua Anda sudah menerapkannya. Tidak hanya bangun rumah sih, teknik nyicil ini biasanya juga dilakukan saat renovasi rumah. Bahkan ada istilah “tambah dapur” artinya melebarkan rumah.

Selamat mencoba membangun rumah sendiri. :)

Salamku

Budi Ardian Saputra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun