Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... Seniman - K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Aku Jadi Paslon (Mimpi)

2 September 2024   10:20 Diperbarui: 2 September 2024   10:34 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan jika aku menjadi pasangan calon (paslon) di Pilkada 2024. Tentunya, aku akan melakukan segala cara untuk memastikan kemenangan yang gemilang. Tidak perlu terlalu khawatir tentang visi atau misi yang kompleks; hal-hal itu terlalu membingungkan bagi masyarakat awam. Sebagai gantinya, aku akan fokus pada strategi-strategi yang sudah teruji keampuhannya di dunia perpolitikan kita yang penuh warna ini.

1. Jargon dan Janji Manis yang Tak Terbantahkan

Langkah pertama, tentu saja, adalah menemukan slogan kampanye yang catchy dan menggugah emosi. "Maju Bersama, Kaya Bersama!" atau "Masa Depan Cerah di Tangan Kita!" terdengar bagus, bukan? Tak perlu terlalu repot-repot menjelaskan apa maksudnya. Janji-janji manis ini cukup untuk membuat masyarakat terbuai. Toh, mereka sudah terbiasa dengan janji yang tidak ditepati. Aku akan berjanji untuk membangun jembatan di desa yang bahkan tidak punya sungai dan lapangan sepak bola di desa yang lebih butuh irigasi. Intinya, janji-janji harus berani dan tidak masuk akal, agar terlihat spektakuler!

2. Serangan Fajar yang Tepat Sasaran

Di Pilkada, waktu adalah uang; secara harfiah! Aku akan memastikan setiap pagi menjelang pemilihan, tim suksesku sudah siaga dengan amplop-amplop penuh 'motivasi'. Berikan kepada mereka yang setia dan yang ragu-ragu. Dengan taktik serangan fajar ini, bukan hanya pagi yang cerah yang kita harapkan, tetapi juga masa depan yang penuh dengan peluang untuk 'mengembalikan modal'. Pastikan semua orang bahagia dan merasa dihargai, setidaknya sampai hari pemilihan. Setelah itu? Oh, kita lihat nanti!

3. Kampanye Dangdut dan Hiburan Rakyat

Apa yang lebih baik dari kampanye dengan sentuhan budaya lokal? Jika aku jadi paslon, aku akan menggelar konser dangdut gratis di setiap kecamatan. Bukan hanya untuk menghibur, tapi juga untuk menunjukkan bahwa aku adalah calon pemimpin yang merakyat. Tidak perlu program kerja yang detail; cukup naik panggung, berjoget, dan tersenyum lebar. Sambil menikmati lantunan dangdut koplo, aku bisa berjanji tentang pembangunan yang entah kapan dan bagaimana realisasinya. Jangan lupa, tawarkan hadiah-hadiah menarik seperti sepeda motor dan kulkas sebagai door prize. Siapa yang tidak suka dapat hadiah?

4. Tampil sebagai Pahlawan Lokal

Aku akan memoles citra sebagai sosok pahlawan lokal yang rendah hati dan dermawan. Akan ada sesi pemotretan saat aku membantu nenek-nenek menyeberang jalan atau menggendong anak kecil ke sekolah. Semua diabadikan oleh fotografer profesional dan diunggah ke media sosial dengan tagar #PaslonIdaman. Kalau perlu, aku bisa mengadopsi hewan peliharaan lucu untuk menambah poin simpatik. Lagipula, siapa yang tidak suka dengan calon pemimpin yang mencintai hewan dan anak-anak?

5. Menggunakan Influencer dan Selebriti untuk Meningkatkan Popularitas

Selebriti dan influencer memiliki pengaruh yang besar di era digital ini. Jika aku jadi paslon, aku akan menggaet mereka untuk mendukung kampanyeku. Tidak perlu mereka mengerti politik atau masalah daerah; selama mereka populer, itu sudah cukup. Mereka bisa mempromosikan aku di Instagram atau TikTok sambil tersenyum manis dan berpose bersama. Dukungan dari selebriti bisa membuatku terlihat lebih keren dan modern. Siapa tahu, mungkin akan ada kesempatan untuk duet lagu kampanye juga!

6. Menebar Ketakutan dan Isu Hoaks

Tentu saja, setiap kampanye butuh sedikit bumbu kontroversi. Aku akan memastikan ada isu-isu hoaks yang disebar diam-diam tentang lawan politikku. Misalnya, bahwa mereka adalah antek-antek asing atau memiliki hubungan gelap dengan konspirasi global. Ketakutan adalah alat yang efektif untuk mengendalikan pemilih. Mereka harus percaya bahwa hanya aku yang bisa menyelamatkan mereka dari ancaman yang dibuat-buat ini. Semakin absurd, semakin baik!

7. Rekrut Pasukan 'Buzzer' Profesional

Dalam era digital, keberadaan buzzer adalah suatu keharusan. Aku akan merekrut tim buzzer yang andal dan siap menyerang siapa pun yang berani mengkritik atau menentangku. Buzzer ini harus siap mengubah setiap komentar negatif menjadi ajang serangan balasan yang membabi buta. Kampanye hitam, trolling, dan penghinaan menjadi bagian dari strategi untuk memastikan citra positifku tetap terjaga di dunia maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun