Ibu, kau adalah ceritaÂ
yang tak pernah kubaca,Â
namun hidup di tiap halamanÂ
waktu yang berlalu,Â
seperti tinta yang terserapÂ
dalam kertas basah
mengabadi di antara ruang kosongÂ
yang diam.
Di dapur kecilmu,Â
kau meramu langitÂ
dari sejumput garamÂ
dan api yang sabar,Â
mengubah bahan-bahan sederhanaÂ
menjadi pelukan hangatÂ
yang membalut tubuh kamiÂ
di tengah malam yang dingin.
Kau adalah hujanÂ
yang jatuh di tanah gersang,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!