Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prioritaskan Keamanan Pribadi, Tolak Saja Permintaan Semacam Ini

11 Mei 2025   07:09 Diperbarui: 12 Mei 2025   17:19 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DM Instagram (Gambar oleh Dennis dari Pixabay)

INSTAGRAM menawarkan beragam fitur, yang tidak seluruhnya saya pahami.

Demi sekadar tahu tentang fitur-fitur dan sejarah jejaring sosial ini, saya bertanya ke mesin perambah dan kecerdasan buatan. Namun, artikel ini tidak akan menuliskan ulang tentangnya.

Saya adalah pengguna biasa yang berbagi foto atau video melalui fungsi postingan, stories, dan reels. Tak jarang saya menyebut (mention) atau menandai (tag) orang lain. Terhadap unggahan teman sesama pengguna, mungkin saja saya membubuhkan cap jempol (like) dan berkomentar.

Akun yang bersifat publik, sehingga aktivitas saya di Intagram diketahui banyak orang.

Sementara, fasilitas bersifat pribadi adalah Direct Messages. Pengguna aktif biasa menyebutnya DM. Melalui fitur ini pengguna melakukan pengiriman pesan, foto, dan video secara pribadi dengan orang lain. Bahkan, bisa melakukan panggilan suara dan video.

Mengenal fasilitas komunikasi dan interaksi secara pribadi ini setelah saya menerima DM. Beberapa kali ada pesan pribadi dari teman lama, yang mengirim unggahan, bertanya tentang hal spesifik, atau berterimakasih terkait sebuah unggahan.

Ada pula DM dari pengikut (follower) baru. Isinya, say hello, tanya domisili, basa-basi, hingga meminta nomor telepon WhastsApp.

Mereka berkewarganegaraan Korea Selatan, India, hingga kota di Indonesia yang jauh dari tempat saya tinggal, dan mengaku sebagai business woman atau wanita karier. Umumnya, ehem ..., bertampang aduhai.

Untuk keperluan apa mereka minta nomor telepon WA? Sementara teman lama tidak begitu, bahkan sebagian sudah memiliki nomor saya.

Menemukan permintaan janggal itu, otomatis dan tanpa aba-aba maka sirene peringatan dini menyala di kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun