Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mindful Eating: Berbuka dan Sahur Penuh Rasa Syukur

10 Maret 2025   16:03 Diperbarui: 10 Maret 2025   16:03 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan sahur bersama keluarga (Gambar Dibuat oleh Gemini AI)

KENDATI dengan sedikit garam dan tanpa micin, apa pun makanan terasa nikmat disantap, terutama ketika berbuka puasa dan makan sahur di bulan Ramadan.

Saat berbuka, air bening bersuhu ruang tanpa tambahan gula mengalir menyejukkan kerongkongan. Menyantap tiga butir kurma bermanfaat mengembalikan kebugaran tubuh.

Setelah itu barulah saya menyantap buah dipotong-potong. Atau, lebih dulu menunaikan salat Maghrib.

Kegiatan terakhir adalah makan hidangan utama, yang tidak berbeda dengan makanan sehari-hari. Nasi merah, sayur rebus atau kukus, tempe tahu atau ikan kukus. Hanya ada sedikit garam dan tidak memakai penyedap buatan.

Saya tidak anti makanan digoreng dan yang enak.

Selama Ramadan makan gorengan, kalau ada, sedikit. Ada makanan yang digoreng seperti daging goreng, kerupuk. Atau, bikin bakwan yang tentu saja dimatangkan di minyak sawit panas.

Sekali-kali membeli masakan matang dari warung penjual, atau dari penjual keliling. Dapat diduga, ada tumisan. Ada penggunaan penyedap buatan dalam pengolahannya

Sementara ini, tidak terpikirkan untuk makan di luar semisal memenuhi ajakan acara buka bersama. Tidak juga terbersit keinginan sengaja pergi ke tempat makan untuk berbuka. Saya tidak bakal mampu berebut untuk mendapatkan makanan.

Hidangan untuk sahur makanan yang biasa saya santap. Tidak ada tambahan Istimewa, tapi tetap terasa nikmat.

Bagi saya, cukup menikmati hidangan tersedia di rumah untuk berbuka dan makan sahur. Menikmati setiap suapan dan kunyahan dengan rasa syukur. Barangkali keadaan ini disebut dengan mindful eating. Mungkin, ya. Entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun