PAGI cerah. Saya keluar rumah. Membuka pintu pagar. Memejamkan mata sejenak, perlahan mengembangkan rongga dada menghirup udara segar, dan menanjatkan syukur atas segala nikmat telah diberikan.
Tukang kebun yang sedang membersihkan pekarangan rumah tetangga bertanya, "Pak, mau ke mana?"
"Olahraga sambil ngabuburit."
Pria itu melemparkan tawa renyah, "Itu mah bukan ngabuburit, ngabubeurang!"
"...???!!!"
Katanya, ngabuburit adalah menunggu waktu sore. Ngabuberurang menghabiskan waktu hingga siang.
Kata atau gabungan kata itu adalah bahasa Sunda. "Burit" berarti sore. "Beurang" artinya siang.
Universitas Pasundan mengatakan, berdasarkan Kamus Bahasa Sunda terbitan Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda, "ngabuburit" adalah kependekan dari frasa "ngalantung ngadagoan burit" yang mengandung maksud: bersantai sembari menunggu waktu sore (unpas.ac.id).
Menunggu waktu sore bisa ditafsirkan sebagai menghabiskan waktu dari bakda Asar hingga jelang kumandang azan Maghrib.
Orang melakukan ngabuburit dengan cara masing-masing. Meningkatkan nilai ibadah, main medsos, nge-game, tidur, bermain, jalan-jalan, berburu takjil, dan sebagainya.