Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Halus Menolak Tawaran Proyek dari Avonturir Bisnis

3 November 2022   07:59 Diperbarui: 3 November 2022   08:01 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pebisnis oleh niekverlaan dari pixabay.com

Badu (pseudonim), seorang teman sekolah, menelepon. Mengucapkan salam dan menanyakan kesehatan.

Selanjutnya Badu mewartakan bahwa belum lama ini menjumpai seseorang yang saya kenal sebagai pengusaha di Jakarta. Sebutlah namanya Anto (nama samaran).

Pertengahan dekade 1990-an pebisnis tersebut sempat kerja bareng di satu bendera usaha. Lama setelah itu saya mendengar Anto terjun bergabung dengan organisasi politik dan membentuk kelompok relawan.

Entah bagaimana ceritanya, sekarang Anto menjabat sebagai komisaris satu anak perusahaan milik sebuah BUMN.

Setelah perjumpaan, Badu menelepon kenalan-kenalannya dan saya untuk mencari source dalam rangka mengisi peluang.

Badu meyakinkan saya bahwa ia mendapatkan peluang bisnis dari Anto. Memasok jasa berkaitan dengan nature usaha strategic business unit tersebut di pekerjaan drilling.

Saya tidak memiliki partner dengan kualifikasi drilling. Kalaupun ada, sudah terlalu lama tidak berkomunikasi dengan mereka. Bisa jadi nomor teleponnya terkubur bersama HP lama yang sudah tiada.

Lagi pula, jika masih ada, saya kapok menyuplai informasi dan koneksi berharga kepada Badu. Kenapa?

Beberapa bulan lalu Badu mencari perusahaan bidang cut and fill. Perusahaan yang memiliki alat-alat berat dan tenaga ahli untuk meratakan tanah, katanya, untuk proyek pengurukan bekas penambangan di Kalimantan.

Saya percaya, karena beberapa kali si Badu mem-posting keberadaannya di kawasan IKN (Ibu Kota Negara) pada beranda Facebook. Semangat dong! Uang lelah cari koneksi melambai-lambai di depan mata!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun