Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Man on the street.

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lakukan Ini, Jika Macet saat Menulis

11 Juni 2022   06:58 Diperbarui: 11 Juni 2022   06:59 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi macet saat menulis oleh LuciGood dari pixabay.com

Inginnya sih setiap hari bisa menayangkan satu artikel di Kompasiana. Namun rencana tidak berjalan mulus. Ada saja tanggal bolong pada kalender, tak menulis apa-apa.

Entah karena pada saat itu ada keperluan sehingga tidak sempat menggores gagasan. Atau memang sedang tidak mau mengerjakan sesuatu. Malas menulis.

Ya! Penyakit yang saya derita adalah malas membuat artikel. Memakai alasan klasik: writer's block!

Apa pun alasannya, pokoknya pada hari itu tidak menayangkan karya tulis. Kesal juga. Mengapa tumbuh rasa enggan.

Kalau sudah mentok begitu, saya melakukan hal-hal sederhana dalam rangka menyegarkan kembali pikiran dan energi.

1. Ber-hening. Tidak melakukan apa-apa. Tidak berpikir apa-apa. Hanya fokus kepada kebesaran Maha Kaya yang telah memberikan segalanya. Dan memasrahkan diri kepada kehendak-NYA.

2. Membaca. Berhubung saya bukan penggila bacaan, maka saya menikmati karya tulis yang isinya ringan-ringan saja. Tidak membuat kening berkerut, apalagi memicu emosi negatif.

3. Peregangan Otot. Terlalu banyak duduk juga melelahkan. Membuat otot-otot yang sudah sepuh menjadi kaku. Stretching adalah satu upaya membawa otot ke keadaan lebih nyaman.

4. Bergerak ke Dunia Luar. Sambil berjalan kaki, ada baiknya melihat pemandangan keluar. Tak harus berkeringat ketika berolahraga ringan bagi orang seperti saya. Lha wong semua hal dilakukan dengan lambat. Badan terasa lebih sehat, pikiran bertambah wawasan.

5. Mingle. Bertemu dan berbincang dengan siapa saja di luar rumah. Bisa dengan pembeli gorengan di depan rumah. Dengan tukang becak dan pak ogah di simpangan sana. Orang-orang berkumpul di warung kopi. Atau bertemu dengan teman lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun