Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pasar Sepi, Sebagian Besar Pedagang Masih Mudik

6 Mei 2022   05:58 Diperbarui: 6 Mei 2022   06:01 2685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi Pasar Anyar hari keempat bulan Syawal (dokumen pribadi)

Menjelang Idul Fitri, saya tidak berani mengunjungi Pasar Anyar Kota Bogor. Kayak cendol! Para pedagang dan pembeli bercampur baur seolah menjadi satu, jika dilihat dari kejauhan.

Berbeda dengan keadaan setelah lebaran.

Kemarin, pada hari keempat bulan Syawal, saya jalan-jalan ke pasar tradisional itu. Tidak seperti biasanya yang melalui jalan besar, kali ini saya menempuh perjalanan menyusuri gang lalu pada ujungnya melintasi jembatan di atas rel kereta (KRL).

Pemandangan ke arah stasiun Bogor dengan latar belakang Gunung Salak (dokumen pribadi)
Pemandangan ke arah stasiun Bogor dengan latar belakang Gunung Salak (dokumen pribadi)

Kondisi Pasar Anyar tampak tidak sepadat sebelum lebaran, bahkan tidak seramai hari biasa. Dengan keadaan jual-beli yang belum normal, saya percaya diri untuk masuk lebih dalam.

Padahal jam digital di telepon genggam menunjukkan angka tujuh pagi lewat sedikit. Mestinya sudah berada di jam sibuk.

Biasanya banyak orang, sepeda motor, dan angkot berebut jalur. Ditambah lapak para pedagang yang mengambil sebahagian besar badan jalan. Ternyata tampak sepi.

Suasana luar Pasar Anyar yang masih sepi (dokumen pribadi)
Suasana luar Pasar Anyar yang masih sepi (dokumen pribadi)

"Yang berdagang baru ada seperempat. Mungkin masih lebaran atau di kampung halaman," ujar seorang pedagang buah salak dan buah naga. 

Menurut penuturannya, ia telah mudik ke Leuwiliang (berjarak kurang dari 25 km dari Pasar Anyar Kota Bogor). Makanya sudah berjualan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun