Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Saat Memiliki Asisten Rumah Tangga Belia

23 November 2021   20:53 Diperbarui: 23 November 2021   20:57 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceritanya, tahun 1970-an di sebuah kota kecil di Jawa Timur, jumlah mobil dapat dihitung dengan jari. Mengendarai FIAT konde, kakek mengajak cucu-cucu berkeliling kota setiap sore.

Kakek adalah feodal sejati!

Selama perjalanan, mata harus menghadap ke depan. Dilarang tolah-toleh, sekalipun petugas polisi menghormat ke arah kakek di perempatan jalan tanpa lampu pengatur lalu lintas.

Bisa jadi kultur masyarakat saat itu memperkenankan sikap membedakan kelas.

Lha wong lewat jalan umum di depan rumah kakek, orang senantiasa membungkukkan badan, kendati tidak satu pun anggota keluarga berada di teras.

Bersama ibu, saya tinggal di rumah kakek-nenek selama dua tahun. Pada waktu bersekolah kelas 1 sampai 2 SD, ayah sedang melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Pada zaman kuda gigit besi itu, kakek memiliki --kalau gak salah---tiga asisten rumah tangga (ART). Mereka merupakan tetangga dekat, sehingga bisa bekerja pulang hari.

Masing-masing memiliki "spesialisasi" kegiatan. Satu sebagai pendamping nenek di dapur. Satu mengepel, mencuci dan menyetrika pakaian. Satu lagi, laki-laki, membersihkan halaman yang lumayan luas.

Ditambah seorang masih belia. Anak laki-laki seumur siswa kelas 5 atau 6 SD selalu menemani setiap saya pergi ke atau pulang dari sekolah. Begitu pula ketika bermain di sekitar luar rumah kakek atau memasuki perkampungan.

Anak laki-laki tersebut terus-menerus berjalan di belakang, berjaga-jaga terhadap segala sesuatu. Belakangan saya baru tahu ia ditugaskan oleh nenek, khusus untuk mengawal dan mengawasi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun