Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja, Gerimis, dan Kopi Paling Luka

26 Oktober 2021   06:59 Diperbarui: 26 Oktober 2021   07:01 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kopi hitam tinggal setengah (dokumen pribadi)

Tangan pria merogoh tas tenteng mengeluarkan sebuah gelas tertutup rapat berisi kopi panas, minuman dingin, dan kudapan.

Sang wanita membuka kantong kertas berwarna cokelat, menggenggam dan melempar sebagian isinya kepada kawanan burung yang terbang rendah. Burung-burung merpati kembali turun mengejar butir-butir jagung berlarian di pelataran taman.

Wanita berambut gelombang tertawa riang, menyandarkan kepalanya kepada dada bidang yang siap melindungi terhadap apa saja. Pria tersenyum bahagia memandang penuh cinta wajah kekasihnya yang berpendar-pendar.

"Kopi tinggal setengah," seru sang wanita.

"Tidak, kopi masih ada setengah," tangkis pria dengan percaya diri.

"Yakin?"

"Setengah cangkir kopi adalah pertanda separuh jiwaku pergi.")**

Mata bening membelalak.

"Ya. Separuh jiwa yang mengisi relung hatimu."

Rona indah merambati wajah pualam yang menunduk tersipu.

"Dalam waktu tidak terlalu lama, aku akan meminta kepada orang tuamu agar kelak engkau merawat anak-anak kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun