Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Man on the street.

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menerima Teman Toksik: Berinteraksi, tapi Tidak Berbisnis

19 Oktober 2021   05:55 Diperbarui: 19 Oktober 2021   13:04 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teman toxic. Sumber: Doucefleur via parapuan.co

Dalam setiap komunitas pertemanan, Gustavo selalu berusaha tampil paling depan, menganggap dirinya paling berperan, dengan ambisi jadi pemimpin. Beberapa berhasil, kebanyakan gagal karena sebagian besar teman memaklumi tabiatnya.

Perilaku itu membuat para sahabat malas berdekatan dengannya. Bahkan beberapa orang yang awalnya dekat, akhirnya tidak mau bertegur sapa selamanya. Ada friksi hebat dalam hubungannya dengan Gustavo.

Ia membawa efek negatif, tidak membawa kontribusi positif, bahkan menjadi penyebab makan hati. Gustavo seolah racun pengganggu kebahagiaan dan kesehatan mental, yang menurut istilah kekinian (juga keminggris): toxic friend.

Kata orang-orang pinter, ia tergolong teman toksik (berbisa kayak ular kobra?) berciri sebagai berikut:

1. Menyuruh Anda memprioritaskan dirinya. Satu malam, dalam keadaan terpincang-pincang (kaki kanan mengalami radang akibat kandungan asam urat tinggi), saya dijemput oleh anak buah Gustavo demi mengawal proyek pemasangan drainase beton pracetak.

2. Hanya memanfaatkan Anda. Satu ketika ia berkunjung ke rumah, meminta tanda tangan dan stempel saya, untuk surat pernyataan dukungan pengangkatan untuk ke-tiga kalinya sebagai Ketua Umum sebuah asosiasi. Padahal sebelumnya saya sudah memutuskan tidak aktif lagi di asosiasi semenjak terserang suatu penyakit kronis.

3. Memunculkan drama. Satu ketika, melalui sambungan telepon, saya meminta agar kewajiban yang menjadi hak saya diselesaikan, tetapi dengan memelas (bahkan disertai dengan nada menangis) Gustavo memohon kebijaksanaan.

4. Selalu bersikap negatif. Misalnya, senang mengkritik dan tidak pernah memuji Anda.

5. Hanya membicarakan dirinya. Pada setiap kesempatan, selalu menceritakan kehebatan dirinya. Juga keluh kesahnya.

6. Bersikap baik di hadapan orang lain. Baik terhadap orang yang dianggap derajatnya lebih tinggi atau dibutuhkan kemampuannya.

7.  Anda yang selalu harus menjangkau. Ia hanya muncul saat tertentu, tanpa menanyakan kabar Anda. Kecuali ada keperluan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun