Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Man on the street.

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makhluk Penunggu Pohon Beringin

17 September 2021   10:11 Diperbarui: 17 September 2021   10:41 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar pohon beringin oleh suketdedhia dari pixabay.com

Penghamburan setiap ikatan kovalen satu oksigen dan dua atom hidrogen adalah amanat agama. Substansi kimia itu juga dibutuhkan penghuni alam fana. Setiap molekulnya demikian berharga.

Sampai saat ini, sumber air tersebut tetap terjaga kelestariannya. Pohon-pohon tidak ditebang. Pun pohon beringin tua yang masih tampak gagah, meski sebagian orang memercayai keangkerannya.

Dihuni makhluk takkasat mata! Makhluk penunggu beringin yang sering kali berkunjung ke masjid.

Keterangan mengenai keberadaan penghuni dunia halus dikisahkan, salah satunya, oleh petugas pembersih masjid sebelumnya.

"Betul. Hati-hati, Kang!"

Katanya, kadang anasir itu menunjukkan diri dalam bentuk bayangan. Pada waktu lain, ia menggerakkan rekal (tempat baca Alquran). Karpet. Meja. Juga menggoyang-goyangkan jam dinding.

"Itu semua dilakukannya ketika tiada seorang pun di sekitar masjid."

Kasto menganga setengah tidak percaya.

Sebetulnya ia sempat diberi wejangan secara meyakinkan oleh Ketua DKM. Kesejukan tutur tetua tersebut meneguhkan pendirian Kasto untuk menerima pekerjaan sebagai pembersih masjid.

Maka, ujaran petugas lama sama sekali tidak menggoyahkan niat Kasto. Bukan semata-mata gaji tetap, tetapi membersihkan tempat ibadah merupakan tujuan mulia.

Selama seminggu bekerja, Kasto menunjukkan cara-cara kerja yang luar biasa. Keseluruhan luas bidang disapu dan dipel. Ditambah pekerjaan menyingkirkan daun-daun runtuh tertiup angin dari ranting pepohonan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun