Kerinduan menyeruak dari semak-semak hati. Meski getaran suka tersimpan rapat, gadis bersura renyah tidak dapat menyembunyikan kebahagiaan. Gadis itu merasa dilindungi.
Ia ingin rasa nyaman itu abadi. Gadis berambut sebahu enggan pulang ke tempat kos, sehingga mau saja diajak menginap di rumah Genta.
"Ah, ia gadis baik. Ia seputih melati. Suci sebelum tiba di kamar ini. Sebelum aku menghisapnya. Aku akan meminangnya,"Â batin Genta.
Rambut gelombangnya berantakan, namun ia adalah lukisan indah. Bahkan dalam tidurnya ia tampak sangat memesona.
Tubuhnya menggeliat, mengangkat kedua tangannya dan tersenyum manis. Genta menatap dengan penuh rasa kasih.
Merasa diperhatikan, gadis itu membuka kelopak matanya, "kamu sudah bangun?"
"Ya, matahari hampir bangun dari peraduannya. Dan aku sedang mengagumi keindahan di depanku," goda Genta.
Gadis itu menunduk.
"Erghhh, mengenai semalam, aku akan bertanggungjawab," lanjut pria itu.
"Maksudmu? Kamu akan ....?"
"Iya. Dalam waktu dekat."