Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Man on the street.

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Rangkap Tugas di Dunia Kerja, Belajar Menjadi Generalis

14 Agustus 2021   07:00 Diperbarui: 14 Agustus 2021   07:19 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pegawai dengan rangkap tugas oly SerenaWong dari pixabay.com

Namun bagi saya agak sulit untuk menolak permintaan teman. Banyak orang mengerti tentang kemampuan saya miliki. Dalam usaha, saya terbiasa melakukan sendiri semua ihwal berkaitan dengan proyek. Tentunya dalam soal-soal detail dan teknis memerlukan bantuan orang lain dengan imbalan tertentu.

Maka teman pengusaha akan meminta saya untuk membantunya dalam pengurusan proyek, dari mulai penyusunan dokumen lelang, pembuatan analisis, sampai pelaksanaan. Apabila semua pekerjaan dilimpahkan kepada pihak ketiga, masing-masing akan membutuhkan biaya.

Untuk yang sifatnya pekerjaan kertas, paling sedikit memerlukan biaya 3-4 persen dari proyek. Dengan satu orang menguasai seluruh pekerjaan itu, ia "hanya" mengeluarkan kurang dari 2 persen dari total nilai proyek. Bayangkan bila nilainya 2,5 miliar. Lumayan kan?

Saya kerap membantu dalam proyek-proyek senilai 5-10 miliar, dalam waktu 3-4 bulan.

Pekerjaan membantu teman dengan imbalan tersebut bisa diambil secara parsial maupun selama pelaksanaan proyek.

Secara parsial misalnya, hanya mengerjakan pembuatan dokumen lelang. Atau hanya membuat Daftar Kuantitas dan Harga (DKH, disebut juga RAB) lengkap dengan Analisa Satuan Harga Pekerjaan (AHSP berdasarkan SNI). Bisa juga hanya membuat dokumen Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K).

Turut selama pelaksanaan proyek, berarti siap-siap menjalankan tugas rangkap. Rahasia di antara pengusaha konstruksi level UMKM, nama-nama tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga K3, dan tenaga administrasi bersifat formalitas, agar tembus syarat menang lelang saja.

Pada kenyataannya, orang-orang tersebut nyaris tidak ada. Sebagian besar diwakili oleh teman-teman yang berkemampuan (belum tentu ahli bersertifikat) di bidang tersebut. Umumnya dirangkap-tugas oleh sedikit, bahkan satu orang. Sebagai pegawai proyek semacam itu, siap-siap saja menjalankan fungsi: project manager, site manager, pelaksana teknis, dan seterusnya.

Saya termasuk orang dengan penguasaan kemampuan berbagai bidang, tanpa sertifikat keahlian, kecuali bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bersertifikat.

Maka dalam suatu proyek, saya melaksanakan fungsi:

  1. Penyusunan Dokumen Pengadaan (lelang).
  2. Pembuatan DKH lengkap.
  3. Pembuatan RK3K.
  4. Pemasukan atau pengunggahan dokumen lelang, DKH, RK3K.
  5. Ikut dalam verifikasi dan klarifikasi bila dipanggil oleh panitia lelang sebagai calon pemenang.
  6. Pelaksana lapangan.
  7. Penyusunan laporan perkembangan proyek, termasuk pembuatan Mutual Check.
  8. Kadang ikut terlibat dalam proses pencairan tagihan.
  9. Penanganan non-teknis, seperti mengatasi oknum-oknum peminta "jatah" proyek.

Capek? Pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun