Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Man on the street.

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Konstruksi Lapangan Sepak Bola dan Biaya Koordinasi

29 Juni 2021   18:06 Diperbarui: 29 Juni 2021   18:19 2301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengupasan lahan untuk konstruksi Lapangan Sepakbola dengan excavator (dokumen pribadi)

Agar penyerapan dalam sistem drainase berfungsi maksimal, pasir, kerikil, geo-textile dan tanah yang sudah ditentukan jenis dan ukurannya. Untuk itulah aku memilih separuh pasokan dari supplier luar yang sudah teruji mutunya, setengah lagi dipasok oleh warga lokal supaya situasi berlangsung kondusif.

Warga lokal menugaskan Pak Maman sebagai penanggung jawab pemasokan bahan dasaran tersebut. Pada tahap pertama, suplai pasir dari pria berkumis tebal itu cukup meyakinkan. Berikutnya adalah tahap pengiriman kerikil.

Berbeda dengan batu pecah (split), kerikil merupakan batu bulat alami hasil kikisan air. Batu kerikil tidak saling mengikat atau tidak mudah pecah hingga menyebabkan lapisan padat, penyebab mampat proses penyerapan air. Air tergenang lekas surut.

Di toko bangunan ia nyaris tidak tersedia. Ada juga di penjual tanaman hias, batu kerikil warna-warni dari Bengkulu, tetapi harganya terlalu mahal untuk proyek. Batu kerikil biasanya banyak terdapat di aliran sungai yang cukup derasnya. Pemasok bahan kerikil mesti cermat.

Pak Maman mengirim sampel yang kemudian aku tolak, sebab tidak memenuhi spesifikasi. Setelah sekian kali, barulah kerikil memenuhi syarat. Dua puluh truk awal, pengiriman sesuai contoh diajukan.

Pemeriksaan pada truk ke-21 memacu darah merambat naik ke kepala. Mendorong energi marah, "muatan jangan dulu turun. Panggil Pak Maman, sekarang!"

Tak butuh lama, pria paruh baya yang masih bersarung datang tergopoh-gopoh, "ada apa Pak?"

"Bagaimana sih? Kerikil dikirim tidak sesuai contoh! Saya gak mau barang begini!"

"Tapi kerikil di tiga truk ini sudah terlanjur dibayar."

"Tidak peduli. Pokoknya saya tidak mau terima. Titik!"

Ayah berputri manis itu menggamit lenganku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun