Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Marah-marah dan Memaki adalah Lupa tentang Makna Berpuasa

17 Mei 2021   09:47 Diperbarui: 17 Mei 2021   09:56 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga yang nekat melewati pos penyekatan dan marah ketika disuruh putar balik(@lambe_turah) [melalui kompas.com]

Sesungguhnya cara membersihkan hati banyak diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam, di antaranya: melakukan puasa, Salat Tahajud, menjaga ucapan, menularkan kasih dan sayang kepada sesama makhluk, berzikir, merenung, menghindari hal-hal diharamkan. Dengan kata lain, sikap Nabi senantiasa memancarkan kesejukan dan kedamaian kepada umat manusia.

Namun menyadari kelemahan saya dalam wawasan keagamaan, saya memanfaatkan ingatan dan menggunakan pengalaman dalam memelihara hati agar tetap bersih.

  1. Taat kepada ajaran dan aturan setempat. Merupakan hal yang mutlak bagi muslim untuk taat kepada Alquran dan hadis Nabi. Pun sebagai warga negara yang baik, tunduk kepada aturan perundangan yang ditetapkan pemerintah.
  2. Bersosialisasi dengan siapa saja, tanpa memandang SARA dan bergaul semata-mata berdasarkan hubungan baik dalam kesetaraan.
  3. Berbagi dengan cara memberikan zakat, sedekah, infak, santunan, dan seterusnya kepada saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang masih mengalami kesulitan,  akibat terdampak pandemi ataupun bencana alam. Berbagi juga tidak dipaksakan, tetapi disesuaikan dengan kemampuan.

Jadi, tiga cara di atas adalah upaya minimal yang saya lakukan untuk "mengelap" diri agar hati senantiasa bersih. Pada kenyataannya bisa saja berbuat lebih, dengan lebih banyak perbuatan yang lebih berkualitas.

Cita-cita terbesar saya adalah kesucian batin yang ditandai dengan adanya: kemurahan hati, kesabaran, ikhlas, dan tawakal.

Semoga diberi kemampuan.

Sumber rujukan: 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun