Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Melewati Krisis dengan 3 Hal Ini

14 April 2021   06:02 Diperbarui: 14 April 2021   06:17 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bunga matahari adalah dokumen pribadi

Keinginan yang manusiawi ketika ingin berperilaku, berbuat, dan menghasilkan amalan-amalan lebih baik, daripada Ramadhan tahun lalu yang dilalui dalam masa pandemi. Sekarang pun pelaksanaan ibadah puasa masih dihantui bencana kesehatan itu.

Ketakutan, kekhawatiran atas penularan virus korona membayangi pelaksanaan ibadah wajib tersebut. 

Tahun lalu, salah satunya, Shalat tarawih dilaksanakan di rumah, tidak diperkenankan dilakukan secara berjamaah di masjid. Tahun ini berbeda. Tarawih boleh dilaksanakan di masjid dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Saya pribadi ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas bacaan ayat-ayat suci pada tahun ini. Membaca lebih banyak Kalam Khalik dengan cara pembacaan lebih baik, dibanding tahun lalu. Dengan itu, saya berharap dapat mengkhatamkan Alquran dengan lebih cepat secara khidmat.

Demikian, agar menjalankan ibadah saum lebih bermakna, dikaitkan dengan situasi pandemi saat sekarang.

Pandemi sendiri telah menjadi pemicu timbulnya krisis kemanusiaan (interaksi sesama manusia), perputaran roda ekonomi, dan kebiasaan-kebiasaan baru menyesuaikan dengan keadaan.

Selain membaca ayat suci, sekiranya hal-hal berikut dapat membantu meningkatkan kualitas ibadah puasa selama pandemi:

Bersikap Adaptif. 

Adalah kemampuan pribadi untuk menyesuaikan diri dengan mematuhi protokol kesehatan. Kemudian kepatuhan tersebut menjadi kebiasaan baru.

Berlaku Fleksibel. 

Lentur menyikapi arahan otoritas dalam pelaksanaan ibadah selama pandemi. Misalnya, Shalat tarawih di lingkungan tempat tinggal, dengan menjaga jarak, membawa sajadah sendiri, berwudu di rumah, tidak berkumpul setelah selesai, dan seterusnya.

Berpikir Positif. 

Memandang pandemi sebagai ujian terhadap kemanusiaan. Juga menghindari pernyataan-pernyataan negatif, seperti berita hoaks. Menilai pelaksanaan kebiasaan baru dan arahan otoritas sebagai upaya meminimalkan penularan.

Dengan demikian, penerapan sikap adaptif, berlaku fleksibel, dan berpikir positif menjadi pijakan kokoh bagi diri kita untuk melewati krisis akibat pandemi.

Belajar dari tahun lalu, ibadah dalam Ramadhan kali ini seyogianya kita laksanakan dengan lebih baik.

Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun