Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita Molek Bergaun Putih Tipis

5 April 2021   08:09 Diperbarui: 5 April 2021   08:26 1684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar wanita berbaju putih oleh Chupanhsam dari pixabay.com

Seketika udara panas menghempas masuk ke dalam kabin, saat pintu dibuka penjaga. Dari jok belakang berlapis kulit sapi asli, seorang wanita anggun menggeser pinggulnya, lalu keluar.

Sebagian kain tidak berhasil menutup kaki mulus, membuat sekalian mata buaya menatap nanar. Mata berbulu lentik melotot, memancarkan api sekaligus pelangi. Maka belasan mata buaya pun meredup.

Wanita itu ditunggu di gedung di mana terdapat banyak pilar beton penyangga tiga lantai atas. Para pengawal mengiringi wanita bergaun putih tipis menuju ruang persidangan. Jiwa pria di belakang menghormati, sekaligus melahap pemilik tubuh molek itu.

Wanita molek bergaun putih tipis mendaratkan pantat di kursi kulit buatan Italia. Barang termewah di gedung megah. Ia adalah kedudukan paling tinggi di antara kursi para hakim, jaksa penuntut umum, pembela, apalagi pengunjung.

Wanita itu menyilangkan kaki kiri di atas kaki kanan. Serempak secara bersama-sama semua lelaki mencelatkan mata kepada satu tujuan. Pengunjung berdengung bagai lebah.

Ketua Hakim mengetukkan palu, "Ehem..., ehem..., harap tenang saudara-saudara sekalian. Sidang segera dimulai."

Sekejap dengungan melemah lalu senyap.

"Tuntutan jaksa penuntut umum agar dibacakan."

Lelaki-lelaki bertoga membaca tuntutan setebal bantal secara bergantian, yang pada pokok kesimpulannya menuntut agar terdakwa dihukum penjara 7 tahun.

Usai pembacaan, sontak pembela berdiri, "Yang Mulia Hakim Ketua, tuntutan itu mencederai keadilan. Masak mencuri ayam saja dihukum 7 tahun. Kami menyampaikan keberatan."

"Baiklah, dipertimbangkan. Saudara terdakwa, apakah benar Anda mencuri ayam? Berapa banyak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun