Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seorang Pria yang Kehilangan Selera

30 Maret 2021   07:07 Diperbarui: 30 Maret 2021   07:14 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto mobil adalah dokumen pribadi, diambil dari laman FB Budi Susilo

Ia mesti ke bengkel, karena merasakan performa mobil hitam dengan kaca film hitam kesayangannya sudah mengendur. Mobil keluaran tahun 90-an itu model lama, yang masih menggunakan sistem pengabutan bahan bakar dan pengapian konvensional.

Oleh karena itu, bengkel yang dituju adalah satu-satunya tempat yang bersedia menerima perbaikan mobilnya. Manakah mau bengkel moderen menerima mobil tua?

Bengkel merangkap tempat tinggal montir akan menerima dengan senang hati pukul berapa pun pria itu datang. Montir sudah hafal kebiasaan pria tersebut.

"Ini persoalan mudah, disetel sebentar pasti mobil sehat kembali. Sejam-lah," ujar montir, menyeringai.

"Baiklah, aku menunggu di tempat biasa," senyum pria itu meninggalkan bengkel, menuju sebuah rumah di dalam gang.

Rumah kecil yang sederhana, namun asri di mana pada halaman yang mungil ditanami bunga melati, mawar, dan tumbuhan keladi-keladian. Dindingnya berwarna jingga kemerahan dengan kusen, bingkai jendela kaca, dan daun pintu sewarna kayu meranti alami.

Daun pintu terbuka lebar dan segera ditutup setelah pria itu masuk. Kunci diputar, gorden digeser sehingga menutup sempurna jendela kaca dari pandangan luar. Waktu Maghrib sudah menjelang.

"Pasti belum makan! Aku sudah siapkan hidangan makan malam."

Pada atas meja makan dengan dua kursi plastik terhampar sebakul nasi hangat, tempe goreng, perkedel, ikan gabus asin goreng, lalap daun muda, dan sambal.

Pria itu menghirup aroma merangsang dari sambal hijau kehitaman di dalam cobek kayu, "Hmmm ...."

"Aku buat khusus, terdiri dari cabai rawit hijau yang sudah digoreng, irisan bawang merah goreng, dan terasi paling istimewa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun