Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Segera Lakukan Hal Ini Setelah Mobil Menerobos Banjir

22 Februari 2021   17:57 Diperbarui: 25 Februari 2021   02:31 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil Menerjang Banjir, gambar oleh j_lloa dari pixabay.com

Banjir Jakarta pada hari Sabtu lalu menyisakan banyak cerita.

Sebagian pihak mengalamatkan sebab kepada curah hujan ekstrem di wilayah Jabodetabek. Limpahan air dari dataran tinggi berbondong-bondong menuju dataran lebih rendah. 

Percakapan lain tidak menyoalkan kepada iklim yang given, tetapi memikirkan tindakan-tindakan (doing) antisipasif, strategik, dan upaya-upaya penanganan di sekitar banjir.

Ya sudah, biarkan saja silang pendapat mengenai banjir tersebut menggenangi lini masa. Ia akan reda dengan sendirinya ketika tiba di gerbang musim kemarau. 

Toh kisah kubangan air di Jakarta tersebut akan senantiasa berulang di tahun depan, tanpa aksi konkret dari para pemangku jabatan.

Banjir Jakarta tidak hanya meluncur deras di jalan raya yang mulus, juga merendam permukiman warga.

Sekian tahun yang lalu, saya mengantarkan seorang teman kantor pulang ke rumahnya menggunakan minibus sejuta umat. Memasuki daerah Pondok Jaya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, air menggenang setinggi setengah roda.

Untuk menjaga agar mobil tidak mogok, saya memindahkan persneling ke gigi paling rendah dan menjaga mesin berputar konstan.

Kekhawatiran saya adalah, air berpotensi masuk ke dalam knalpot, sehingga keajekan menekan pedal gas akan menghindari air tersedot ke ruang mesin. Kejadian ini jarang terjadi, kecuali knalpot terendam penuh.

Setelah keluar dari permukiman tersebut, kendaraan kembali menuju jalan raya. Semakin lama permukaan jalan semakin kering, karena cenderung menanjak. Namun terasa ada beberapa kejanggalan atas kinerja kendaraan.

Pertama, kopling (saya memakai mobil bertransmisi manual) terasa kurang "menggigit". Saat berakselerasi, kecepatan kendaraan tidak sesuai dengan raungan mesin. Ternyata pelat kopling selip. Perangkat itu menjadi basah pada saat terendam banjir.

Kedua, sulit menghentikan laju kendaraan, meskipun pedal rem sudah diinjak dengan sekuat tenaga. Sekali lagi, roda-roda terendam dalam jangka waktu relatif lama dapat menyebabkan kampas rem menjadi licin karena basah. Sebagai informasi, roda depan menggunakan rem cakram, roda belakang bersistem rem tromol.

Berkurangnya dua fungsi penting kendaraan bermotor itu berpotensi membahayakan keselamatan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Untuk menghindari terjadinya kemungkinan tidak diinginkan, saya melakukan tiga hal berikut:

  1. Menghentikan kendaraan di tempat aman, mendiamkan sampai kira-kira komponen-komponen itu kembali kering. Secangkir kopi bisa menjadi teman menunggu.
  2. Setelah dirasa cukup kering, jalankan kendaraan dengan perlahan, sembari sesekali menginjak rem untuk memastikan "kepakemannya".
  3. Kemudikan kendaraan dengan hati-hati. Meskipun komponen telah kering sempurna, namun kita belum bisa memastikan apakah ia berfungsi normal.

Sebagai tambahan, setelah kendaraan melaju melalui daerah banjir atau genangan air, sebaiknya pemilik membersihkan kendaraan secara saksama. Yaitu dengan cara mencuci dan mengelapnya sampai benar-benar kering dengan tujuan, antara lain:

  1. Menghindari terjadinya karat pada badan mobil, yang umumnya terbuat dari besi. Diketahui, air hujan bersifat korosif yang dalam jangka waktu lama dapat merusak penampilan dan kinerja mobil.
  2. Menjaga agar kaca dan bodi mobil tidak berjamur. Air hujan yang dibiarkan lama menempel di kaca akan menimbulkan bercak-bercak yang sulit dihilangkan, kecuali dengan bahan kimia tertentu. Jamur di bodi akan lebih kelihatan pada mobil berwarna putih.
  3. Membersihkan kotoran berupa "sampah" yang menyangkut di kolong mobil, juga debu halus yang merupakan hasil cemaran udara yang terbawa air hujan.
  4. Secara tidak langsung, di dalam proses pembersihan ada kesempatan untuk menilik kerusakan-kerusakan minor akibat menerobos banjir, misalnya terlepasnya soket kabel, klem selang, dan lainnya. Jika kerusakan dialami cukup berat, maka diperlukan jasa mekanik ahli.

Jadi, setelah melalui atau menembus daerah tergenang air yang cukup tinggi atau banjir, ada baiknya merasakan fungsi kopling kendaraan (mobil manual) dan rem, apakah berfungsi sempurna.

Demikian halnya dengan perawatan ringan (mencuci bersih), yang dapat menjaga kinerja dan penampilan kendaraan dalam waktu lama.

Dengan melakukan hal-hal di atas, munculnya potensi kecelakaan dan timbulnya kerusakan setelah kendaraan menerobos banjir dapat dikurangi.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun